Sumber Daya Alam Hayati yang dimiliki Indonesia merupakan anugerah Tuhan Yang Maha Esa, sehingga patut disyukuri dengan memanfatatkannya melalui kegiatan perlindungan sistem penyangga kehidupan, pengawetan dan pemanfatan secara lestari sumber daya alam hayati dan ekosistemnya. Konservasi sumber daya alam hayati dan ekosistemnya bertujuan untuk mengusahakan terwujudnya kelestarian sumber daya alam hayati serta keseimbangan ekosistemnya, sehingga dapat lebih mendukung upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat dan mutu kehidupan manusia, konservasi tersebut merupakan upaya dalam menanggulangi kerusakan dan kepunahan beberapa satwa liar. Habitat dan kepunahan beberapa jenis satwa liar yang dilindungi selama ini telah banyak dirusak atau sengaja dirusak oleh berbagai sekelompok manusia yang tidak bertanggung jawab. Selain itu masih maraknya perdagangan satwa liar yang dilindungi di Kota Samarinda sehingga berkurangnya populasi yang ada saat ini dikarenakan tingginya tingkat permintaan pasar terhadap satwa yang liar yang dilindungi. Penelitian ini menggunakan metode socio-legal research merupakan pendekatan interdispliner ialah pendekatan yang digunakan untuk melakukan pemecahan masalah dengan menggunakan dua atau lebih disiplin ilmiah. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan pertama selama kurun waktu lima tahun terakhir, baru terdapat satu upaya penindakan hukum yang dilakukan aparatpenegak hukum terhadap perdagangan satwa yang dilindungi burung cica daun besar di kota Samarinda. Kedua adapun faktor-faktor yang menyebabkan masih adanya praktek perdagangan satwa dilindungi burung cica daun besar di empat tempat di Samarinda adalah masih tingginya permintaan dari masyarakat yang berminat memiliki satwa liar yang dilindungi.