Penelitian ini bertujuan untuk melakukan evaluasi kebijakan pembebasan lahan untuk revitalisasi Sungai Mati di Kota Samarinda, dengan menggunakan studi kasus Jl. D.I. Panjaitan - Jl. P.M. Noor di Kelurahan Temindung Permai. Banjir merupakan salah satu permasalahan yang di hadapi dan salah satu titik genangan banjir di Kota Samarinda berada di Jl. D.I. Panjaitan, dari waktu ke waktu, frekuensi, tinggi dan lama genangan banjir cenderung meningkat sejalan dengan bertambahnya limpasan permukaan saat hujan mengguyur Kota Samarinda sehingga diperlukan upaya revitalisasi yang melibatkan pembebasan lahan. Metode yang dilakukan menggunakan kualitatif studi kasus dengan mendapatkan data dari observasi dan wawancara terhadap dinas maupun masyarakat terkait. Hasil evaluasi menunjukkan bahwa pembebasan lahan untuk revitalisasi Sungai Mati di Kota Samarinda mampu menghadapi tantangan dengan memenuhi enam indikator evaluasi kebijakan yang ada menurut William Dunn. Namun, terdapat faktor pendukung yang dapat meningkatkan pelaksanaan kebijakan, seperti kesadaran masyarakat, dukungan pemerintah, kerjasama stakeholder, dan rencana yang matang. Berdasarkan hasil evaluasi, disarankan adanya upaya yang berkelanjutan dalam pembebasan lahan dan revitalisasi sungai. Diperlukan koordinasi yang lebih baik dengan pemilik lahan, alokasi sumber daya yang memadai, peningkatan kesadaran masyarakat, dan peningkatan kejelasan regulasi. Evaluasi secara terus menerus juga penting untuk memantau kemajuan dan mengidentifikasi perubahan yang diperlukan dalam kebijakan ini. Kesimpulannya, evaluasi kebijakan pembebasan lahan untuk revitalisasi Sungai Mati di Kota Samarinda mengungkapkan tantangan dan potensi dalam pelaksanaannya. Dengan memperhatikan faktor penghambat dan pendukung yang ada, serta mengambil tindakan yang tepat, diharapkan revitalisasi sungai ini dapat berhasil dan memberikan manfaat jangka panjang bagi masyarakat dan lingkungan Kota Samarinda.