Produk herbal daun rambusa belum populer di kalangan masyarakat karena keterbatasan informasi teknik budidayanya. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan metode proses pengolahan herbal daun rambusa secara sederhana. Metode acuan yang digunakan adalah pembuatan teh hijau asal Cina (pelayuan dengan penyangraian) dan Afrika (pelayuan dengan blanching). Pada penelitian ini dibandingkan kualitas dan tingkat penerimaan organoleptik hedonik herbal daun rambusa termasuk warna (karakteristik fisik) dan aktivitas antioksidannya (karakteristik kimia). Dilakukan pula deskripsi profil organoleptik mutu hedonik nya. Data organoleptik dianalisis dengan uji Wilcoxon, sedangkan data aktivitas antioksidan dianalisis dengan uji t. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kedua metode pengolahan teh hijau yang dicobakan memberikan perbedaan yang nyata (p