Penggunaan popok bayi sekali pakai terus meningkat sejalan dengan peningkatan kelahiran. Hal ini membawa konsekuensi semakin meningkatnya jumlah timbulan limbah padat di lingkungan. Sifatnya yang sulit terdegradasi dan isinya yang infeksius, limbah popok perlu mendapat perhatian khusus terkait dalam penyusunan strategi penanganan limbah yang optimal. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui persepsi masyarakat Kota Samarinda mengenai bahaya popok sekali pakai terhadap lingkungan, mengetahui korelasi antara faktor usia, tingkat pendidikan, dan pendapatan masyarakat Kota Samarinda terhadap persepsi bahaya sampah popok, dan mengetahui penanganan yang dilakukan masyarakat Kota Samarinda terhadap sampah popok. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer dari pengambilan data reponden berupa biodata responden, persepsi dan perilaku responden terhadap penggunaan popok sekali pakai dan penanganan sampah popok melalui kuesioner, sedangkan data sekunder dari Badan Pusat Statistik Kota Samarinda, yaitu data populasi Kota Samarinda dan persebaran penduduknya di setiap kecamatan. Data sekunder digunakan untuk menentukan banyaknya sampel responden melalui Rumus Slovin. Data primer kemudian diinput pada software IBM SPSS versi 25 dalam bentuk data ordinal. Analisis dilakukan dengan metode Uji Rank Spearman. Hasil kuesioner menunjukkan 31% sangat setuju, 30% setuju, 20%, 10% tidak setuju, dan 9% sangat tidak setuju bahwa sampah popok sekali pakai berbahaya bagi lingkungan. Hasil analisis menunjukkan faktor usia memiliki tingkat kekuatan hubungan yang sangat lemah, sedangkan faktor pendidikan dan pendapatan memiliki tingkat kekuatan hubungan yang cukup kuat terhadap persepsi bahaya sampah popok terhadap lingkungan. Mengenai penanganan sampah popok, 18% membuang popok ke sungai, 16% membakar popok bekas, 12% mengubur sampah popok, dan 54% membuang sampah popok sekali pakai ke tempat sampah. Dari 100 responden, 47% memisahkan sampah popok dari sampah lainnya.