Limbah merupakan masalah utama terjadinya pencemaran dalam pengelolaan dampak lingkungan industri. Biasanya limbah yang dihasilkan berupa limbah zat warna salah satunya yaitu metilen biru. Limbah yang mengandung metilen biru tentunya dapat mengakibatkan gangguan kesehatan jika terpapar secara langsung maupun tidak langsung dengan manusia. Salah satu metode pengolahan limbah tersebut adalah dengan penghilangan zat warna (dekolorisasi), bau, dan kepekatan melalui proses adsorpsi. Jenis adsorben berupa arang kayu Laban (Vitex pinnata L.) dipilih karena memiliki luas permukaan yang besar, kemampuan adsorpsi yang baik, mudah diaplikasikan, dan biaya yang diperlukan relatif murah. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kombinasi perlakuan waktu reaksi dan ukuran partikel arang serta menentukan kondisi konsentrasi pewarna yang secara aktual dapat mendekolorisasi pewarna sintetis metilen biru menggunakan arang kayu Laban. Proses penelitian diawali dengan pemilihan arang kayu Laban, dilanjutkan dengan proses pengayakan menggunakan variasi ukuran partikel arang, penimbangan massa arang sebesar 0,5 gram, pengovenan selama 3 jam, pembuatan larutan metilen biru, pencampuran arang dengan larutan metilen biru, pengocokan sampel dan pengendapan. Setelah itu dilakukan pengukuran nilai absorbansi dengan pengujian dekolorisasi melalui spektrofotometer. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kombinasi perlakuan terbaik terdapat pada waktu reaksi 3 jam dan ukuran partikel arang 60 mesh serta arang kayu laban (Vitex pinnata L.) secara aktual dapat mendekolorisasi pewarna sintetis metilen biru hingga 73,05% pada konsentrasi 100 ppm dan terjadi peningkatan nilai dekolorisasi hingga 91,58% pada konsentrasi 20 ppm. Hal tersebut dikarenakan dengan adanya pengaruh dari semakin kecilnya konsentrasi pewarna diiringi dengan lamanya waktu reaksi, ukuran partikel arang semakin kecil dan halus serta massa adsorben yang semakin besar maka dapat menghasilkan nilai daya adsorpsi yang baik.