Antibakteri merupakan suatu zat yang dapat mengganggu aktivitas maupun pertumbuhan atau langsung mematikan bakteri dengan cara mengganggu proses metabolisme dari mikroba yang dapat merugikan. Kayu secang (Caesalpinia sappan L.) mengandung flavonoid dan tanin yang berkhasiat sebagai antibakteri. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui aktivitas antibakteri dari infusa dan dekokta kayu secang pada bakteri Streptococcus mutans dan bakteri Staphylococcus aureus, serta kandungan metabolit sekunder kayu secang. Metode penelitian yang digunakan eksperimental dengan metode ekstraksi infusa dan dekokta kayu secang. Infusa dan dekokta menggunakan pelarut aquadest dan diperoleh ekstrak. Kemudian dilakukan uji kandungan metabolit sekundernya, dan dilakukan pengujian aktivitas antibakteri. Hasil dari metabolit sekunder dari ekstrak infusa dan dekokta kayu secang berupa alkaloid, flavonoid, tanin, dan saponin. Hasil pengujian aktivitas antibakteri yang didapatkan pada infusa kayu secang untuk bakteri Streptococcus mutans dengan seri konsentrasi 10% menunjukkan zona hambat 8,81 mm, 11,11 mm pada 20%, dan 12,95 mm pada 30%. Sedangkan untuk bakteri Staphylococcus aureus dengan seri konsentrasi 10% menunjukkan zona hambat 5,83 mm, 9,32 mm pada 20%, dan 11,20 mm pada 30%. Hasil pengujian aktivitas antibakteri yang didapatkan pada dekokta kayu secang untuk bakteri Streptococcus mutans dengan seri konsentrasi 10% menunjukkan zona hambat 11,12 mm, 12,75 mm pada 20%, dan 16,50 mm pada 30%. Sedangkan untuk bakteri Staphylococcus aureus dengan seri konsentrasi 10% menunjukkan zona hambat 10,12 mm, 10,37 mm pada 20%, dan 12,79 mm pada 30%. Berdasarkan hasil yang didapat maka kayu secang termasuk kategori memiliki aktivitas antibakteri kuat.