Tujuan dalam penelitian ini untuk mengetahui karakteristik nelayan dan bentuk kearifan lokal tradisional masyarakat nelayan di Muara Sembilang. Penelitian ini dilaksanakan sejak bulan Juni 2021 sampai dengan Maret 2022 di Kelurahan Muara Sembilang Kecamatan Samboja Kabupaten Kutai Kartanegara. Jenis penelitian menggunakan metode sampel snowball dengan jumlah responden sebanyak 13 orang. Metode analisis data menggunakan analisis deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa karakteristik nelayan yaitu berusia 40-50 tahun dengan tingkat penddidikan SD rata-rata tanggungan 2-3 orang yang bersuku bugis dan mayoritas lama tinggal yang berusia 40-53 tahun. Hasil menunjukkan bahwa kearifan lokal masyarakat nelayan yaitu dalam kepercayaan dan pantangan adalah Mabbaca Doa Salama (Baca Doa Selamat), Mappanre Tasi (Memberi Makan laut), Pamali, Tidak di perbolehkan secara langsung mencuci peralatan dapur dan peralatan tidur di air laut, Larangan mematikan api dapur, Larangan membuang nasi atau sisa-sisa makanan, Larangan berbicara kotor, berbicara bohong, memfitnah orang lain dan tidak boleh bertengkar, Larangan menyebut langsung nama-nama binatang, Larangan dalam menyebut pesimistik atau keluhan, Larangan kencing, buang air besar, meludah dan mengayunkan kaki ke laut ketika lewat pada tempat tertentu yang dianggap keramat, Larangan menegur nelayan yang akan pergi untuk melaut, Etika dan Aturan yaitu dilarang menebang pohon bakau, Teknik dan Teknologi yang diterapkan nelayan secara tradisional Teknik penangkapan dengan cara masing-masing menyesuaikan alat tangkapnya, Praktek dan Tradisi Pemanfaatan Sumberdaya Alam Pesisir nelayan yaitu Jaring insang, pancing dan trawl. Kemudian pemanfaatan dari hasil tangkapan nelayan akan diolah menjadi ikan asin.