Bioetanol merupakan salah satu sumber energi alternatif yang dapat digunakan sebagai pengganti bahan bakar fosil. Bioetanol termasuk dalam bioenergi yang dapat diperbaharui dan menghasilkan sedikit polusi, sehingga dapat menurunkan emisi gas berbahaya serta menghasilkan efek rumah kaca lebih sedikit dibandingkan bahan bakar fosil. Bioetanol dapat diproduksi dari bahan yang mengandung gula, pati, atau tanaman yang berselulosa melalui proses fermentasi oleh saccharomyces cerevisiae. Umbi talas beneng merupakan salah satu bahan alternatif pembuatan bioetanol. Parameter utama untuk menghasilkan bioetanol adalah kadar glukosa dan kadar etanol. Untuk menentukan keberhasilan proses fermentasi dipengaruhi oleh waktu dan nutrisi fermentasi. Dalam proses fermentasi bioetanol, ampas tahu digunakan sebagai nutrisi perkembangan mikroorganisme. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk memanfaatkan umbi talas beneng menjadi bahan alternatif pembuatan bioetanol dan menganalisis ampas tahu sebagai nutrisi perkembangan mikroorganisme terhadap proses pembuatan bioetanol. Metode penelitian ini dilakukan dengan sintesis glukosa menjadi bioetanol. Tahapan sintesis glukosa menjadi bioetanol meliputi tahap pretreatment, tahap fermentasi dan tahap pemurnian. Dalam penelitian ini, massa nutrisi ampas tahu yang digunakan pada proses fermentasi divariasikan yakni 5 gram, 10 gram, 15 gram, dan 20 gram dengan waktu fermentasi 4 hari, 6 hari, 8 hari, dan 10 hari. Berdasarkan hasil penelitian, disimpulkan bahwa kondisi optimum proses fermentasi dengan massa ampas tahu 15 gram pada waktu fermentasi 8 hari menghasilkan kadar etanol sebesar 59,11%.