Dalam kehidupan sehari-hari, manusia berpindah posisi dari satu tempat ke tempat lain. Kadang rute yang dipilih terlihat merupakan rute terpendek, padahal bukan rute tersebut yang paling pendek. Sehingga yang semestinya jarak yang ditempuh sedikit, menjadi lebih banyak dari yang seharusnya. Semenjak awal perkembangan Islam, Nabi SAW selalu mengajarkan kepada para sahabat untuk selalu mengerjakan segala pekerjaan (amal) seefektif dan seefisien mungkin. Angkutan kota (angkot) merupakan hal yang berkaitan dengan berpindah posisi dari satu tempat ke tempat lain. Karena dalam mengantar penumpang angkot ternyata kadang bukan rute yang paling pendek, maka terdapat cara untuk menentukan rute paling pendek. Kecerdasan buatan adalah salah satu cara lain menentukan rute paling pendek antar halte. Kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI) adalah simulasi dari kecerdasan yang dimiliki oleh manusia yang dimodelkan di dalam mesin dan diprogram agar bisa berpikir seperti halnya manusia. Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana performa algoritma Semut dalam menentukan rute angkutan kota terpendek antar halte di Kota Samarinda sehingga diperoleh efisiensi yang lebih baik. Algoritma Semut (Ant Colony Optimization (ACO)) adalah teknik pencarian multi agent untuk menyelesaikan permasalahan kombinatorial dan persoalan yang lain yang diinspirasi tingkah laku semut dalam suatu koloni. Algoritma Semut (Ant Colony Optimization (ACO)) adalah metode yang diadopsi dari perilaku koloni semut. Metode tersebut mengadopsi cara semut menentukan rute terpendek dari sarang semut menuju sumber makanan. Berdasarkan hasil penelitian, dengan algoritma Semut, diperoleh panjang rute sebesar 13,83 Km (Kilometer) dengan rute yang terbentuk 1 – 2 – 4 – 3 – 7 – 5 – 6 – 10 – 9 – 8.