Pencemaran udara dalam rumah dipengaruhi oleh berbagai faktor antara lain, bahan bangunan (misal: asbes), struktur bangunan (misal: Ventilasi) bahan pelapis untuk furniture serta interior (pada pelarut organiknya), kepadatan hunian, kualitas udara luar rumah (ambient air quality), radiasi dari Radon (Rd), formaldehid, debu, dan kelembaban yang berlebihan. Pneumonia adalah penyakit yang disebabkan oleh mikroorganisme pneumococcus, staphylococcus, stretococcus, dan virus yang cara penularannya dapat melalui medium udara, percikan ludah, kontak langsung melalui mulut dan melalui kontak dengan benda-benda yang digunakan bersama. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara keberadaan ventilasi, jenis lantai, kepadatan hunian, kondisi dinding, dan kondisi jendela terhadap kejadian pneumonia pada balita di wilayah kerja Bontang Selatan II. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan pendekatan case control yang dilakukan pada Januari 2021 dengan jumlah sampel sebanyak 45 responden. Alat ukur yang digunakan yaitu lembar kuesioner dan analisis data menggunakan uji chi square (α:0,05). Hasil penelitian menunjukkan bahwa kondisi lingkungan fisik rumah yakni keberadaan ventilasi memiliki hubungan (p. value = 0.032), dan kepadatan hunian memiliki hubungan (p. value = 0.032), sedangkan tidak terdapat hubungan antara jenis lantai (p. value = 0,832), jenis dinding (p. value = 0,664), serta kondisi jendela (p. value = 0,128). Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini yaitu, terdapat hubungan antara keberadaan ventilasi dan kepadatan hunian rumah terhadap kejadian pneumonia pada balita di wilayah kerja Puskesmas Bontang Selatan II. Saran dari penelitain ini yaitu perlu adanya kesadaran masyarakat terutama orang tua berupa pentingnya menjaga kondisi rumah agar tidak berdampak buruk pada kesehatan anggota keluarga terutama balita.