Rhizka Azzahra Ayu Syaputri. Identifikasi Parasit dan Pertumbuhan Udang Windu (Penaeus monodon) pada Tambak Silvofishery dan Non Silvofishery. (Dibimbing oleh Esti Handayani Hardi dan Henny Pagoray).

Udang windu (P. monodon) mempunyai pasar ekspor yang besar sehingga harus didorong untuk memproduksi dan mengekspor lebih banyak lagi. Masyarakat di Kabupaten Muara Badak membudidayakan udang windu di tambak yang berasosiasi dengan mangrove dan non-mangrove. Udang windu (P. monodon) dapat mati dan tumbuh lambat akibat serangan penyakit. Penelitian ini berupaya mendeteksi ektoparasit udang windu (P. monodon) yang berasal dari tambak silvofishery dan non silvofishery. Pada tambak 1 terdapat mangrove , namun pada tambak ke 2 tidak ada mangrove. Kedua tambak tersebut berada di Desa Salo Sumbala, Kecamatan Muara Badak, Kabupaten Kutai Kartanegara. Penelitian ini dilakukan dengan mengambil sebanyak 10 ekor udang windu yang dipelihara di kedua model tambak, parameter yang diamati adalah inventarisasi ektoparasit udang windu, dan pertumbuhan berat selama 30 hari pemeliharaan. Pengambilan sampel dilakukan sebanyak 4 kali: H1, H10, H20, H30. Laboratorium Mikrobiologi dan Bioteknologi Perikanan Universitas Mulawarman melakukan pemeriksaan sampel. Hasil analisis menunjukkan udang windu yang dipelihara pada tambak silvofishery memiliki jenis ektoparasit lebih sedikit dibandingkan dengan udang windu yang dipelihara pada tambak non silvofishery. Ektoparasit yang ditemukan Vorticella sp., Epistylis sp., Zoothamnium sp., sedangkan Jenis ektoparasit yang ditemukan di tambak non silvofishery Vorticella sp., Epistylis sp., Zoothamnium sp., dan Trichodina sp. Udang windu yang dipelihara di tambak silvofishery memiliki pertambahan bobot lebih tinggi (P