Selat Makassar merupakan perairan Indonesia yang memegang peranan dalam jalur arus lintas Indonesia (ARLINDO). Variabilitas iklim yang memiliki keterkaitan dengan suhu permukaan laut (SPL), klorofil-a dan angin salah satunya adalah El Niño and Southern Oscillation (ENSO). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh ENSO terhadap SPL, klorofil-a dan parameter
pendukung yaitu angin dan mengindikasikan terjadinya fenomena upwelling di Selat Makassar. Penelitian ini menggunakan data SPL dan klorofil-a dari Ocean Color, data angin dari European Centre for Medium-Range Weather Forecasts (ECMWF), dan indeks ONI dari NOAA selama 20 tahun (Januari 2003 – Desember 2022). Data-data tersebut kemudian diolah dan dilakukan analisis korelasi untuk mengetahui hubungan antara ENSO dengan SPL, klorofil-a dan kecepatan angin, sedangkan pada fenomena upwelling dicari korelasi antara kecepatan angin dengan SPL dan klorofil-a. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa fenomena ENSO dengan SPL pada saat El Niño cenderung lebih rendah dan SPL pada saat La Niña cenderung lebih tinggi dengan korelasi -0,22. Sedangkan klorofil-a dan kecepatan angin lebih dipengaruhi oleh angin munson dengan korelasi antara ENSO dengan klorofil-a dan angin yaitu 0,23 dan 0,19. Sebaran spasial dari SPL, klorofil-a dan angin secara klimatologi 20 tahun menunjukkan daerah yang terjadi upwelling adalah daerah selatan Selat Makassar selama musim timur dan mencapai puncaknya pada bulan Agustus dengan SPL terendah sebesar 26,70°C, sedangkan klorofil-a dan kecepatan angin tertingginya sebesar 1,26 mg/m3 dan 6,30 m/s. Korelasi antara angin dengan SPL yaitu -0,64 dan korelasi antara angin dengan klorofil-a yaitu 0,76 yang mengartikan bahwa Selat Makassar merupakan coastal upwelling yang mekanismenya sangat dipengaruhi oleh pergerakan angin munson.