Bencana banjir menjadi salah satu bencana yang kerap melanda Kota Samarinda. Banjir yang terjadi di Samarinda disebabkan karena tata guna lahan yang buruk dimana karena tingginya kebutuhan infrastruktur, permukiman, industri dan layanan masyarakat yang mengakibatkan menurunnya potensi resapan air ke dalam tanah dan meningkatkan jumlah sedimentasi di sungai maupun pada badan air lainnya. Beberapa upaya dapat dilakukan untuk mengurangi potensi banjir yang terjadi, namun hal ini membutuhkan peran aktif masyarakat. Salah satu peran yang dapat masyarakat lakukan untuk mengurangi potensi banjir adalah dengan menerapkan perilaku pro lingkungan atau sustainable behavior. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pelaksanaan sustainable behavior dan kendala pelaksanaannya pada masyarakat terdampak banjir di Kecamatan Sungai Kunjang. Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Teknik pengambilan data yang digunakan yaitu observasi lapangan, wawancara, dan dokumentasi. Teknik pengambilan sampel dengan menggunakan metode cluster random sampling. Teknik analisis data yang digunakan adalah reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa seluruh responden telah melaksanakan perilaku berkelanjutan diantaranya, tindakan membuang sampah pada tempatnya, pembersihan rumah secara berkala dengan mengumpulkan sampah – sampah maupun endapan lumpur dan tanah yang berada di parit dan sekitar rumah, melakukan edukasi kepada keluarga untuk menghindari perilaku membuang sampah sembarangan, melakukan penyemprotan air pada parit secara berkala, melakukan penanaman rumput dan pepohonan yang dapat menyerap air ke dalam tanah dan mengurangi laju aliran air di permukaan tanah, serta mengikuti kegiatan gotong royong diadakan sebulan hingga dua bulan sekali. Adapun kendala pelaksanaan yang didapatkan meliputi kurangnya kesadaran dan pengetahuan masyarakat, tidak ada jaminan pasti keberhasilan perilaku keberlanjutan, kurangnya sosialisasi, pengawasan, dan dukungan pemerintah.