Revolusi Industri Keempat telah mendorong Indonesia untuk aktif memajukan kemampuan berpikir kritis, kreativitas, kolaborasi, komunikasi, dan keahlian teknologi pada siswa. Dalam upaya ini, lahirnya Kurikulum Merdeka di Indonesia bertujuan meningkatkan kemampuan-kemampuan tersebut. Pelaksanaan kurikulum ini dimulai pada tahun 2020 diawali dari sekolah-sekolah perintis, termasuk di Samarinda. Sebagai hasilnya, dilakukan studi di sekolahsekolah perintis di Samarinda yang berfokus pada pandangan siswa terhadap pembelajaran Biologi dengan menggunakan Kurikulum Merdeka. Penelitian kualitatif ini melibatkan siswa dan pendidik yang terlibat dalam implementasi kurikulum. Metode penelitian melibatkan wawancara dan triangulasi data, dengan informan dipilih menggunakan metode snowball sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa implementasi Kurikulum Merdeka di sekolah-sekolah perintis di Samarinda melibatkan perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi komponen-komponen, seperti penilaian diagnostik, penilaian formatif dan sumatif, modul pengajaran yang disesuaikan, proyek penguatan Profil Pelajar Pancasila, dan menciptakan lingkungan belajar yang mendukung kegiatan siswa. Komponen-komponen tersebut sejalan dengan prinsip-prinsip perencanaan kurikulum dan pembelajaran, yang memberikan dampak positif pada keterampilan siswa, termasuk berpikir kritis, kemampuan analisis, literasi, berbicara di depan umum, dan berpikir kreatif. Di samping itu, kurikulum ini juga mendorong pengembangan karakter, seperti ketekunan dalam aspek agama dan spiritualitas, kepercayaan diri, kemandirian, kreativitas, empati, tanggung jawab, keberanian untuk berinovasi, keterampilan negosiasi, keterampilan kepemimpinan, dan kemampuan berkolaborasi dengan rekan sebaya.