Stunting merupakan gambaran status gizi kurang yang bersifat kronik yang terjadi pada masa pertumbuhan dan perkembangan dari sejak awal kehidupan. Penelitian ini bertujuan untuk dapat mengetahui hubungan pengetahuan ibu dengan kejadian stunting pada balita di wilayah kerja Puskesmas Juanda. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Pengambilan data dilakukan secara cross sectional. Subjek pada penelitian yaitu ibu yang memiliki balita usia 24-59 bulan di wilayah kerja Puskesmas Juanda. Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini dilakukan dengan cara total sampling sehingga sampel yang digunakan sebanyak 24 responden. Data pengetahuan ibu didapatkan dengan menggunakan kuesioner yang dibagikan secara langsung dan menggunakan google form, untuk data antropometri meliputi tinggi badan anak dan analisis data menggunakan uji Chi Square dengan tingkat kepercayaan 95% (α=0,05). Hasil penelitian menunjukkan bahwa ibu dengan pengetahuan kurang dan cukup memiliki jumlah yang sama yaitu 12 responden (50,0%). Karakteristik balita menunjukkan bahwa mayoritas responden berusia 36-47 bulan yaitu 10 responden (41,7%), pada jenis kelamin mayoritas responden balita yaitu perempuan sebanyak 16 balita (66,7%), status gizi balita mayoritas yaitu status gizi sangat pendek sebanyak 15 responden (62,5%). karakteristik ibu menunjukkan bahwa pekerjaan ibu mayoritas adalah sebagai IRT yaitu 23 responden (95,8%), pada usia ibu mayoritas berusia dewasa awal yaitu 14 responden (58,3%), pendidikan ibu mayoritas pendidikan SMA yaitu 12 responden (50,0%). Pengetahuan ibu memiliki hubungan dengan status gizi balita (p-value=1,000). Penelitian menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara pengetahuan ibu dengan kejadian stunting pada balita. Saran yang dapat diberikan kepada ibu yang memiliki balita agar memperhatikan asupan dan tumbuh kembang anak. Kepada peneliti selanjutnya agar melakukan intervensi lebih lanjut dan meneliti variabel lain penyebab terjadinya stunting.