Tambak Ramah Lingkungan Salo Sumbala merupakan kawasan konservasi di Desa Muara Badak Ulu sebagai Hutan Kemasyarakatan (HKm) dengan luas 382 hektar sebagai pilot percontohan areal pengelolaan produk dan jasa lingkungan silvofishery melalui demonstrasi plot eduwisata. Salo Sumbala terbagi atas kawasan hijau (green belt) mangrove dan tambak ramah lingkungan
(silvofishery) menjadi areal pengelolaan usaha produk olahan hasil udang dan rumput laut, kegiatan penanaman, susur sungai serta perlindungan keanekaragaman mangrove seperti Api-api (Avicennia sp.), Bakau (Rhizophora sp.) dan Bruguiera sp., dan hewan endemik Bekantan oleh Kelompok Tani Hutan Ramah Lingkungan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi eduwisata,
menghitung nilai potensi ekonomi eduwisata, serta mengembangkan strategi pengembangan potensi eduwisata mangrove tambak ramah lingkungan Salo Sumbala dengan pendekatan biaya perjalanan (travel cost). Metode travel cost dilakukan dengan cara accidental sampling dengan mewawancarai 30 pengunjung sebagai responden kasus dan 4 orang informan kunci. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Potensi eduwisata memiliki keragaman jenis mangrove dengan dominasi rhizophora sp., dan sonneratia sp., keragaman jenis satwaliar termasuk bekantan, nilai edukasi tambak ramah lingkungan (silvofishery) dan area konservasi mangrove (green belt), serta wisata lingkungan susur sungai dan hutan mangrove ; (2) Nilai rata-rata biaya perjalanan per orang
sebesar Rp. 105.567, nilai potensi ekonomi eduwisata per bulan sebesar Rp. 9.501.030 dan nilai per tahun sebesar Rp. 209.022.660 dengan catatan wisata belum dikomersialisasi terbuka untuk umum dan dipromosikan masif sehingga kunjungan khusus melalui relasi pengelola, lembaga berkegiatan resmi dan kepentingan riset ; (3) Kendala pengembangan potensi eduwisata meliputi persaingan pariwisata, akses lokasi sulit dijangkau, fasilitas sarana prasaran kurang dan kelemahan sumberdaya manusia pengelola dalam komersialisasi dan promosi wisata.