Usaha Edukasi Pertanian merupakan usaha yang bertujuan untuk meningkatkan kecerdasan dan kreativitas peserta kegiatan dengan mengenalkan dan memperluas pengetahuan di bidang pertanian. Dalam pengembangan sebuah usaha, dibutuhkan strategi yang merupakan penyusunan rencana berdasarkan identifikasi faktor internal dan eksternal dari usaha tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor internal dan eksternal yang memengaruhi usaha edukasi pertanian P4S (Pusat Pelatihan Pertanian dan Perdesaan Swadaya) Puri Leisa serta mengetahui alternatif strategi yang tepat untuk pengembangan usaha tersebut. Penelitian dilaksanakan pada bulan Juli 2023 sampai dengan September 2023 di Kelurahan Lempake Kecamatan Samarinda Utara Kota Samarinda. Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini yaitu data primer dan data sekunder. Metode pengambilan sampel dilakukan dengan metode purposive sampling. Data dianalisa menggunakan analisis SWOT. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kekuatan utama adalah minat pengunjung melakukan kunjungan kembali dengan skor sebesar 0,26. Alternatif strategi yang mendekati yaitu strategi SO (Strength-Opportunities) yang terletak pada kuadran I yaitu menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang yang ada. Strategi SO yang dapat diterapkan diantaranya mengintensifkan promosi pada pasar konsumen melalui pembuatan web serta memperbanyak konten kreatif dan inovatif pada media sosial yang telah ada serta bekerjasama dengan pemerintah untuk membantu mempromosikan Puri Leisa sebagai edukasi pertanian dengan konsep back to nature. Identifikasi faktor internal meliputi pelatihan edukasi yang menerapkan konsep pertanian konvensional dan berkelanjutan, struktur permodalan mandiri, lokasi usaha strategis, jenis pelatihan edukasi variatif, tarif pelatihan edukasi terjangkau, frekuensi kunjungan tinggi, jumlah pengunjung yang banyak, minat tinggi pengunjung untuk melakukan kunjungan kembali, minimnya biaya bahan perawatan dan alat pemeliharaan tanaman, promosi melalui berbagai sosial media, akses jalan yang jauh mencapai lokasi, tidak adanya area parkir, kualitas dan jumlah SDM pendamping yang masih rendah, lahan sawah yang bukan kepemilikan usaha, serta kurangnya sarana dan prasarana latihan edukasi. Sedangkan faktor eksternal diantaranya meningkatnya tren wisata back to nature, tempat belajar diluar kelas bagi pelajar, dukungan dari pemerintah, perkembangan teknologi informasi yang mendukung, target pasar yang luas, tanggapan baik dari warga sekitar terhadap adanya usaha edukasi pertanian di lingkungan mereka, kerjasama dengan petani dan persaingan dengan wisata edukasi lainnya.