ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS UNTUK MEMINIMASI RISIKO PRODUK CACAT MENGGUNAKAN METODE STATISTICAL PROCESS CONTROL (SPC) DAN FAILURE MODES AND EFFECT ANALYSIS (FMEA) (STUDI KASUS: PT KAYU LAPIS ASLI MURNI)
PT. Kayu Lapis Asli Murni merupakan perusahaan yang memproduksi kayu lapis atau plywood. Permasalahan yang dihadapi perusahaan ini adalah semakin meningkatnya risiko produk cacat plywood yang dihasilkan dari proses produksi. Diharapkan dari penelitian ini dapat membantu perusahaan menyelesaikan permasalahan risiko tingkat produk cacat yang tinggi dan meningkatkan kualitas produk. Penelitian ini melakukan analisis risiko terhadap risiko produk cacat reject dengan menggunakan metode statistical process control (SPC) untuk mengidentifikasi jenis cacat dan penyebab cacat dan failure mode and effect analysis (FMEA) untuk mengetahui prioritas risiko penyebab jenis cacat serta usulan perbaikan dengan 5W+1H. Berdasarkan data produksi bulan Januari 2022 – April 2023, PT. Kayu Lapis Asli Murni telah memproduksi 6.629.815 buah plywood dengan produk cacat reject yang dihasilkan sebesar 356.137 buah. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di PT. Kayu Lapis Asli Murni diketahui cacat reject memiliki 10 jenis cacat yaitu cacat delaminasi, blister, patah 2x proses, terbentur, core kurang lebar, tambalan, F/B cacat sander, F/B kurang lebar, F/B cacat press dan core tidak rata. Hasil yang didapatkan dari metode SPC adalah terdapat 4 jenis cacat yang menjadi prioritas yaitu cacat delaminasi, blister, patah 2x proses dan terbentur serta mengetahui penyebabpenyebab jenis cacat terjadi.Berdasarkanmetode FMEAdiketahui penyebab paling berisiko untuk jenis cacat delaminasi adalah pemberian lapisan lem yang terlalu tipis dengan nilai RPN sebesar 280, penyebab paling berisiko untuk jenis cacat blister adalah dosis lem yang terlalu tinggi dengan nilai RPN sebesar 180, penyebab paling berisiko untuk jenis cacat patah 2x proses adalah pada proses menggores core bertindih tekanannya terlalu kuat hingga menembus F/B dengan nilai RPN sebesar 210 dan penyebab paling berisiko untuk jenis cacat terbentur adalah pekerja yang ceroboh saaat memindahkan lot plywood menggunakan kereta dengan nilai RPN sebesar 144. Selanjutnya dilakukan usulan perbaikan dengan 5W+1H berdasarkan what (apa perbaikannya), why (tujuan perbaikan), when (kapan perbaikannya), where (dimana perbaikannya), who (siapa yang melakukan perbaikan) dan how (bagaimana perbaikannya).
Ketersediaan
Detail Information
Judul | ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS UNTUK MEMINIMASI RISIKO PRODUK CACAT MENGGUNAKAN METODE STATISTICAL PROCESS CONTROL (SPC) DAN FAILURE MODES AND EFFECT ANALYSIS (FMEA) (STUDI KASUS: PT KAYU LAPIS ASLI MURNI) |
---|---|
Pengarang | AZURA DAHLIA - Personal Name |
No. Panggil | SKRIPSI AZU a 2023 |
Subyek | fmea risiko Kualitas Produk Cacat SPC 5w+1h |
Bahasa | Indonesia |
Tempat Terbit | Universitas Mulawarman |
Tahun Terbit | 2023 |
Penerbit | Fakultas Teknik |
Jurusan | TEKNIK INDUSTRI |
Lampiran Berkas | LOADING LIST... |
DIGITAL LIBRARY