Pada pengelolaan persediaan pabrik tahu semoga laris belum menetapkan safety stock pada bahan baku kedelai, sehingga pabrik cenderung tidak siap dengan keadaan yang tidak terduga. Keadaan tersebut menyebabkan resiko terjadi ketidakpastian dalam pengadaan persediaan kedelai. Pada pabrik tahu semoga laris juga terdapat batasan modal pembelian bahan baku kedelai, yang dimana dalam setiap pembelian modal yang tersedia yaitu sebesar Rp. 30.000.000 untuk kisaran pembelian dalam waktu 2 minggu. Berdasarkan permasalahan dari penelitian ini pengelolaan persediaan dilakukan dengan membandingkan antara metode min-max, metode EOQ dan kebijakan pabrik tahu semoga laris. Metode Min-Max memiliki tujuan untuk mengetahui asumsi dari tingkat persediaan pada dua keadaan yaitu pada tingkat minimum dan tingkat maksimum. Sedangkan metode EOQ memiliki tujuan untuk menentukan jumlah pemesanan dan frekuensi pemesanan agar mendapatkan hasil pengendalian persediaan yang optimal. Setelah mendapatkan kuantitas pemesanan yang optimal kemudian dikembangkan dengan menggunakan metode kendala modal kerja, apabila dari hasil Q optimal yang telah diperhitungkan tidak dapat terpenuhi oleh modal pembelian bahan baku yang tersedia. Metode kendala modal ini menggunakan metode EOQ kendala modal yang memiliki tujuan untuk menghitung hasil Q optimal yang sesuai dengan modal yang tersedia pada pabrik. Hasil perhitungan pada penelitian ini, diperoleh hasil perhitungan dengan menggunakan metode EOQ dasar lebih efisien dan optimal dibandingkan dengan metode lain. Metode EOQ menghasilkan penurunan nilai total cost sebesar Rp. 456.247 dengan kuantitas pemesanan kembali sebesar 185 sak. Akan tetapi pada EOQ dasar biaya pembelian bahan baku menghabiskan biaya sebesar Rp. 105.450.000, yang dimana melebihi batas modal yang ada. Oleh karena itu perhitungan dilanjutkan dengan EOQ kendala modal, dengan modal maksimal sebesar Rp. 30.000.000. Pada perhitungan EOQ kendala modal dapat memberikan efisiensi biaya sebesar Rp. 150.841 dengan biaya pembelian bahan baku yang optimal tidak melebihi batas modal. EOQ dengan kendala modal ini memiliki kuantitas untuk sekali pesan sebanyak 52 sak dengan biaya modal sebesar Rp. 29.640.000.