Rudhiyatul Jannah, 2023. Analisis Watak Tokoh Utama dalam Novel “Silam” Karya Risa Saraswati Kajian Psikologi Sastra. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Jurusan Bahasa dan Seni. Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Pembimbing 1. Tri Indrahastuti, S.Sn., M.Sn. Dan Pembimbing 2. Kukuh Elyana, S.Pd., M.Pd. Novel Silam memiliki kaitan yang erat dengan fenomena kehidupan saat ini, contohnya kasus bullying yang masih marak terjadi dikalangan anak sekolah. Penelitian ini bertujuan menjelaskan watak sang tokoh utama serta menjelaskan faktor apa saja yang mempengaruhi watak tersebut. Jenis penelitian yaitu kualitatif melalui metode deskriptif. Data penelitian berupa kutipan teks yang mendeskripsikan watak tokoh utama. Metode analisis data melalui pengamatan dengan proses pereduksian data, display data dan kesimpulan. Hasil studi menjelaskan watak tokoh utama dari novel silam karya Risa Saraswati yang didapatkan dengan cara mencari watak dari sang tokoh utama melalui metode secara langsung dan tidak langsung. Tokoh utama pada novel silang yaitu Baskara karena Baskara merupakan tokoh tersering yang diceritakan. Baskara memiliki sepuluh watak yang berpengaruh pada jalannya cerita, yaitu mandiri, penakut, penurut, pendiam, bebal dan nakal, bertanggung jawab, religius, pantang menyerah, suka bertanya, penyayang dan perhatian. Faktor yang memengaruhi wataknya ada dua, yaitu faktor dari dalam dan luar dirinya. Faktor dari dalam Baskara menjadi anak yang penyayang dan penakut karena dulu dia ditinggal oleh temannya yang membuatnya trauma untuk berteman lagi. Baskara sering memikirkan Ibunya karena rasa sayangnya meskipun kerap dimarahi. Baskara juga merupakan anak yang pantang menyerah karena dia mampu berpikiran positif. Faktor luar Baskara berdasarkan lingkungan keluarga yang tidak harmonis dan perlakuan teman-temannya yang buruk di sekolah. Faktor lingkungan keluarga menyebabkan dia menjadi pendiam, penurut, dan mandiri. Hal ini disebabkan karena dia sering diacuhkan oleh keluarganya. Sedangkan lingkungan sekolah yang buruk membuat Baskara menjadi anak yang penakut dan rasional. Hal ini dikarenakan Baskara kerap ditindas dan dijadikan pelampiasan oleh teman sekolahnya, karena dia takut untuk melawan sehingga dia sering mempertanyakan mengapa dia menjadi pelampiasan teman-temannya.