Peningkatan konsumsi cabai rawit tidak sejalan dengan produktivitas tanaman cabai rawit yang mengalami penurunan dalam beberapa tahun terakhir. Pemanfaatan limbah perkebunankaret dapat digunakan sebagai bahan pembuatan pupuk organik cair dan biochar untuk meningkatkan pertumbuhan dan hasil tanaman cabai rawit. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui interaksi pemberian pupuk organik cair biji karet dengan biochar cangkang biji karet, mendapatkan konsentrasi terbaik pemberian pupuk organik cair biji karet dan mendapatkan dosis terbaik pemberian biochar cangkang biji karet.Penelitian dilaksanakan pada bulan Desember 2022 sampai dengan Juni tahun 2023 bertempat di Kampung Sumber Rejo, Kecamatan Sekolaq Darat, Kabupaten Kutai Barat. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok dengan dua faktor dan lima ulangan. Faktor pertama adalah pupuk organik cair biji karet dan faktor kedua adalah biochar cangkang biji karet. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan sidik ragam dan apabila menunjukkan berbeda nyata dilanjut dengan menggunakan uji beda nyata terkecil (BNT) pada taraf 5%. Perlakuan pupuk organik cair biji karet dengan konsentrasi 200 mL L-1 larutan memberikan umur keluar bunga pertama tercepat yaitu 39,20 HSPT dan memberikan umur terbentuk buah pertama tercepat yaitu 44,60 HSPT. Perlakuan pupuk organik cair biji karet dengan konsentrasi 300 mL L-1larutan memberikan hasil panen kedua dengan jumlah terbanyak yaitu 23,55 buah dan memberikan berat segar cabai rawit terbaik yaitu seberat 37,30 g. Hasil menunjukkan bahwa interaksi pemberian pupuk organik cair biji karet dengan biochar cangkang biji karet memberikan pengaruh berbeda tidak nyata pada semua parameter pengamatan. pupuk organik cair biji karet memberikan pengaruh berbeda nyata terhadap parameter pengamatan umur keluar bunga pertama, umur terbentuk buah pertama, jumlah panen kedua dan berat buah segar panen kedua. Penggunaan biochar cangkang biji karet memberikan pengaruh berbeda tidak nyata pada semua parameter pengamatan.