ERINA HERTIANTI. Komposisi Kimia Asap Cair Berbahan Baku Daun Tumbuhan Berkayu Dan Tidak Berkayu Serta Aplikasinya Sebagai Pengawet Pangan Dan Pengental Lateks (Di bawah bimbingan Irawan Wijaya Kusuma, Wiwin Suwinarti dan Bandi Supraptono).
Asap cair sudah dikenal luas oleh masyarakat di Indonesia bahkan industri asap sudah banyak didirikan baik skala industri rumahan maupun pabrik. Asap cair adalah kondensasi dari melalui proses karbonisasi dan terdiri dari selulosa, hemiselulosa dan lignin. Permasalahan yang terjadi saat ini adalah asap cair hanya merupakan hasil sampingan dari proses pembuatan arang sehingga penggunaan bahan baku dan produksi asap cair masih sangat terbatas dan penelitian yang dilakukan selama ini difokuskan pada aplikasi asap cair bukan pada kualitas asap cair yang dihasilkan.
Penelitian ini bertujuan untuk (1) Menganalisa profil kimia asap cair dari daun tumbuhan berkayu dan tidak berkayu, (2) Mengevaluasi aktivitas antioksidan dan antibakteri asap cair dari daun tumbuhan berkayu dan tidak berkayu, (3) Mengevaluasi efektivitas asap cair dari daun tumbuhan berkayu dan tidak berkayu sebagai bahan pengawet pangan, (4) Mengevaluasi efektivitas asap cair dari daun tumbuhan berkayu dan tidak berkayu sebagai bahan pengental lateks. Penelitian ini menggunakan daun dua puluh sampel jenis tumbuhan berkayu dan tidak berkayu Analisa profil kimia terhadap tumbuhan meliputi analisa Fitokimia (Alkaloid, Flavonoid, Tanin, Saponin, Triterpenoid dan Steroid), pengujian total Phenolik dengan Uji Folin-Ciocalteu dan pengujian total Flavonoid ditentukan dengan Uji kolorimetri Alumunium klorida (AlCl3) serta analisa komposisi kimia menggunakan alat GCMS (Gas Chromatografi Mass Spectrometry). Aktivitas antioksidan menggunakan metode DPPH (1,1-diphenyl-2-picrylhydrazyl), aktivitas antimikroba menggunakan metode difusi.dan aplikasi asap cair sebagai pengawet pangan dan pengental lateks.
Data ditabulasikan dan dianalisa dengan menggunakan grafik serta didapatkan hasil sebagai berikut : (1) Pada analisa profil kimia terhadap asap cair dari 14 daun tumbuhan berkayu dan 6 daun tumbuhan tidak berkayu; hasil pengujian Fitokimia menunjukkan bahwa asap cair mengandung senyawa Alkaloid, Flavonoid dan Tanin, sedangkan senyawa saponin serta triterpenoid dan steroid tidak ditemukan; pada pengujian TPC dan TFC, kadar total Phenol dan total Flavonoid asap cair bervariasi tergantung dari jenis bahan baku yang digunakan; hasil pengujian komposisi kimia asap cair menggunakan GCMS menunjukkan bahwa komponen kimia terbesar dari asap cair adalah Phenol; (2) Aktivitas antioksidan asap cair dari daun tumbuhan berkayu menunjukkan hasil yang lebih baik dibandingkan dengan antioksidan daun tumbuhan tidak berkayu, sedangkan untuk pengujian antibakteri, asap cair dari daun tumbuhan tidak berkayu, mampu menghambat perkembangan bakteri lebih baik daripada asap cair dari daun tumbuhan berkayu; (3) Asap cair dari daun tumbuhan berkayu dan daun tumbuhan tidak berkayu efektif mengawetkan bahan pangan dengan memperpanjang masa simpan bahan pangan; (4) Hasil aplikasi asap cair sebagai pengental lateks; tidak merubah warna getah karet, getah karet menjadi berbau asap cair dan tekstur getah karet kenyal serta waktu pengentalan lateks menjadi lebih singkat.