Febrianto Tejun. Identifikasi Sebaran Lubang Tambang Menggunakan Sistem Informasi Geografis dan Persepsi Masyarakat di Kelurahan Mugirejo. Pemerintah Kota Samarinda mengeluarkan cukup banyak ijin kegiatan pertambangan setelah diberlakukannya UU No 22 Tahun 1999 tentang otonomi daerah. Namun demikian, pengelolaan lingkungan pertambangan masih banyak yang tidak sesuai kaidah kelestarian, yang paling fatal yaitu lubang pasca kegiatan penambangan yang tidak ditutup kembali dan terisi oleh air yang sangat dalam. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui keberadaan sebaran lubang tambang melalui analisis peta, mengetahui kualitas air lubang tambang dan mengetahui persepsi masyarakat di Kelurahan Mugirejo di sekitar pemukiman warga. Prosedur penelitian yang dilakukan adalah dengan melakukan pemetaan lubang tambang, pengujian sampel air lubang tambang kemudian dibandingkan dengan standar baku mutu air Provinsi Kalimantan Timur No 02 tahun 2011 tentang pengelolaan kualitas air dan pengendalian pencemaran air dan pengumpulan data kuesioner dari masyarakat. Penelitian ini dilakukan di Kelurahan Mugirejo RT 17 Kota Samarinda. Hasil penelitian menunjukan adanya 9 lubang tambang RT 17 Kelurahan Mugirejo. Adapun dari 9 lubang tambang tersebut, 8 lubang tambang berada di area konsesi PT Cahaya Energi Mandiri dan 1 lubang tambang berada di area konsesi PT Limbuh, hasil wawancara 30 responden dapat disimpulkan bahwa responden masih belum menyadari berbagai bahaya saat berada di dekat lubang tambang dan berdasarkan uji laboratorium kadar parameter Besi (Fe), Jumlah Padatan Tersuspensi (TSS), Mangan (Mn) dan tingkat keasaman (pH) masih berada dalam ambang batas baku mutu air sesuai Peraturan Daerah Kalimantan Timur No 02 Tahun 2011 tentang pengelolaan kualitas air dan pengendalian pencemaran air. Adapun hasil pengujian menunjukkan tingkat keasaman (Ph) 8,39 dengan kadar maksimum 6,0-9,0, kandungan Besi (Fe) 0,6 mg/L dengan kadar maksimum 7, jumlah padatan tersuspensi (TSS) 21 mg/L dengan kadar maksimum 300 dan Mangan (Mn)