Lumpur merupakan campuran endapan lumpur, tanah liat dan air yang di dalamnya terdapat padatan organik dan anorganik. Instalasi Pengolahan Air (IPA) Gunung Lingai adalah instalasi pengolahan air yang dikelola Perumdam Tirta Kencana. Proses pengolahan air tersebut menghasilkan lumpur yang berasal dari proses koagulasi flokulasi. Lumpur yang dihasilkan masih belum dimanfaatkan sehingga perlu adanya pemanfaatan, salah satunya dapat digunakan sebagai bahan campuran pengomposan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui massa lumpur yang optimum dan pengaruh waktu pada kompos yang dihasilkan. Penelitian ini menggunakan sistem aerobik menggunakan wadah box container berlubang. Metode pengomposan yang digunakan yaitu open windrow. Variasi kompos ini yaitu perbedaan massa lumpur dan waktu pengomposan. Dilakukan perbandingan komposisi campuran serbuk kayu gergaji, lumpur padat, kotoran sapi dan EM4 masing- masing (kompos1=3,75kg:6kg:3,75kg :100ml), (kompos2=3,75kg:7,5kg: 3,75kg :100ml), (kompos3=3,75kg:9kg:3,75kg :100ml) dengan menggunakan waktu dekomposisi 0, 10, 20 dan 30 hari. Dilakukan uji bahan baku kompos yaitu serbuk kayu gergaji, lumpur padat dan kotoran sapi agar dapat mengetahui perbandingan sebelum diolah dan setelah diolah menjadi kompos. Pengambilan data dilakukan dengan cara mengukur suhu dan pH selama 30 hari serta analisa kadar C-organik, N (nitrogen), P (fosfor), K (kalium), rasio C/N dan kadar air setiap 10 hari sekali. Dari hasil uji unsur hara makro, seperti C-organik, N, P dan K memenuhi baku mutu namun untuk rasio C/N masih melebih batas baku mutu. Hal ini dapat disebabkan karena kandungan C organik yang tinggi dan kandungan N yang rendah. Hasil penelitian yang menunjukkan komposisi optimum lumpur mendekati standar SNI 19- 7030-2004 adalah sampel kompos 2 pada fase hari ke 20 dengan kadar C-organik, N (nitrogen), P (P2O5), K (K2O5), rasio C/N dan kadar air masing-masing sebesar 26,83%;1,12%;2,13%;0,86%; 23,90; 33,93%.