Skripsi ini membahas mantra suku Dayak Lundayeh yang terdapat pada tradisi Nuwi Ulung Buayeh. Mantra tersebut terdiri atas tiga jenis mantra yang digunakan masyarakat Dayak Lundayeh. Penelitian ini dilakukan untuk menjaga dan memperkenalkan salah satu mantra masyarakat Dayak Lundayeh di zaman perkembangan teknologi yang semakin maju. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah (1) bagaimana makna denotasi, konotasi, dan mitos pada mantra Nuwi Ulung Buayeh masyarakat Dayak Lundayeh menurut semiotika Roland Barthes ? (2) Bagaimana fungsi mantra Nuwi Ulung Buayeh masyarakat Dayak Lundayeh ? Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui makna dan fungsi mantra Nuwi Ulung Buayeh. Jenis penelitian ini yaitu penelitian entografi. Metode dalam penelitian ini yaitu deskriptif kualitatif. Data penelitian ini berupa tuturan mantra yang diperoleh dengan teknik pengumpulan data berupa wawancara, catat, rekam, transkripsi, dan transliterasi. Teknik analisis data penelitian ini, yaitu reduksi data, penyajian data, dan analisis data menggunakan teori semiotika Roland Barthes untuk menemukan fungsi menggunakan teori folklore, dan membuat simpulan. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa makna yang terkandung dalam tiga mantra Nuwi Ulung Buayeh adalah bentuk rasa syukur dan penghormatan kepada leluhur. Selain itu, mantra Nuwi Ulung Buayeh juga menggambarkan kepercayaan masyarakat Dayak Lundayeh kepada leluhur yang melindungi masyarakat adat. Mantra Nuwi Ulung Buayeh bagi masyarakat Dayak Lundayeh memiliki fungsi sebagai religi atau spiritual, kontrol sosial, pemersatu, alat pengawas, dan sistem proyeksi.