Pabrik Tahu Semoga Laris adalah usaha yang bergerak di bidang produksi tahu. Pabrik ini menghasilkan kurang lebih 80 drum tahu perharinya. Terdapat permasalahan yang dihadapi pada pabrik ini yaitu meningkatnya produk cacat diantaranya tekstur tahu yang terlalu lunak, tahu kotor, dan bentuk tahu yang terlalu tipis. Hal ini dapat menyebabkan menurunnya kepercayaan konsumen. Setiap hari setidaknya terdapat produk cacat sebanyak 10-15%. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui jenis kecacatan produk, penyebab dari kecacatan produk, dan mengusulkan perbaikan untuk meminimasi produk cacat dalam pengolahan tahu. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Statistical Quality Control (SQC) dan Fault Tree Analysis (FTA). Alat bantu kualitas metode SQC berupa lembar pemeriksaan (check sheet), histogram, diagram pareto, peta kendali P, dan diagram sebab akibat (fishbone diagram). Selanjutnya digunakan metode Fault Tree Analysis (FTA) untuk menentukan saran dan tindakan perbaikan. Berdasaran hasil penelitian menggunakan metode Statistical Quality Control (SQC) diketahui bahwa jumlah cacat ukuran tipis sebanyak 46.231, terdapat kotoran pada tahu sebanyak 16.093 biji, dan tekstur tahu lunak sebanyak 27.357 biji. Hasil analisis menggunakan metode Fault Tree Analysis (FTA) menunjukkan penyebab terjadinya cacat produk diantaranya yaitu tidak ada alat ukur pemberian cuka (E2), tidak tersedia alat penghitung waktu (E6), tidak ada alat pengukur suhu (E9), perawatan mesin yang tidak rutin (E11), pekerja kurang disiplin (E12), waktu istirahat kurang (F2), kedelai terlalu lama disimpan (F3), dan api pembakaran kecil (F4). Usulan perbaikan yang dapat diberikan yaitu dengan menyediakan gelas ukur plastik berurukuran 150 ml, menyiapkan timer saat mencetak tahu, menyediakan termometer untuk mengecek suhu perebusan dan suhu pada saat penggumpalan, membuat jadwal dan melakukan perawatan mesin secara berkala, membuat kartu kontrol mesin, melakukan pengawasan yang intensif terhadap pekerja, memberikan punishment pada pekerja yang kurang disiplin, memberikan reward pada pekerja yang disiplin, memberikan waktu istirahat, melakukan pengawasan, menyediakan stok kedelai untuk 2 bulan, memotong kayu bakar dengan ukuran yang besar dan seragam, dan memberi pengawasan apabila api bakar kurang.