Sektor perkebunan berperan penting dalam kegiatan perekonomian di Indonesia, pupuk sintesis dimanfaatkan sebagai penunjang produksi hasil perkebunan. Namun penggunaan pupuk sintesis yang berlebihan dapat mengakibatkan penuruanan kualitas tanah. Untuk menangani ini secara biologi sebagai alternatif mengganti penggunaan pupuk sintesis dengan menggunakan bakteri PGPR (Plant Growt Promoting Rizobacteria) sebagai agen Biofertilizer (pupuk hayati) dengan kemampuan menghasilkan hormon IAA (Indole Acetic Acid). Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui bakteri rhizosfer yang berpotensi dalam memproduksi hormon IAA, mengetahui karakteristik fenotipik dan fisiologis Bacillus spp. dan mengukur produksi hormon IAA yang dihasilkan Bacillus spp. Bakteri rhizosfer diisolasi dari rhizosfer di hutan sekunder dan perkebunan kelapa sawit. Penelitian ini menggunakan RAL (Rancangan Acak Lengkap) dengan 2 faktor, yaitu waktu inkubasi dan beberapa jenis strain Bacillus spp. karakterisasi koloni bakteri dilakukan berdasarkan morfologi, pewarnaan Gram, pewarnaan spora dan uji biokimia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 7 strain bakteri potensial yang mampu memproduksi hormon IAA. Strain bakteri potensial ditandai dengan perubahan warna merah muda setelah ditetesi dengan reagen Salkowski. Semua bakteri menunjukkan Gram positif dan memiliki spora dalam beberapa waktu (jam ke-0, jam ke-24, jam ke-48 dan jam ke-72). Di antara 7 bakteri, T2H6.1 menghasilkan 45,78 μg/mL hormon IAA dalam inkubasi jam ke-72. Hasil penelitian berikut, diharapkan dapat menjadi acuan penerapan hormon IAA pada pertumbuhan tanaman.