Ketahanan (durability) didefinisikan sebagai ukuran resistensi batuan terhadap pelapukan dan disintegrasi, ketika batuan mengalami proses pelapukan dalam jangka waktu yang singkat (Fookes dkk., 1971). Uji slake durability digunakan secara luas untuk menilai perubahan fisik dan/ atau perilaku slaking sebagai hasil dari proses pembasahan dan pengeringan (wetting drying processes) (Koncagul dan Santi, 1999). Hasil uji slake durability batuan dapat mencerminkan tingkat kemudahan batuan untuk mengalami pelapukan dan erosi. Dalam pengujian slake durability kali ini dilakukan dengan standar pengujian SNI 3406 Tahun 2011. Pengujian ini menggunakan batupasir pada Formasi Pulaubalang daerah Samarinda. Batupasir kebanyakan tidak tahan terhadap air, sehingga penulis tertarik untuk melakukan pengujian durability terhadap batupasir untuk melihat bagaimana ketahanan batupasir pada Formasi Pulaubalang terhadap 10 siklus pembasahan dan pengeringan. Dari hasil pengujian 8 sampel Batupasir dengan siklus sebanyak 10 kali yang telah dilakukan terlihat bahwa Batupasir pada Formasi Pulaubalang cenderung lebih kuat dan nilai indeks durability mengalami penurunan yang relatif kecil dari siklus satu ke siklus berikutnya. Nilai slake durability index (Id2) dari masing-masing sampel secara berurutan, yaitu 91.27 %, 96.4 %, 95.28 %, 93.72 %, 93.74 %, 95.41 %. 97.15 %, 96.71 %. Berdasarkan hasil pengujian diperoleh ketahanan batupasir dimana batupasir sampel 1 termasuk dalam klasifikasi tingi dan sampel 2-8 termasuk dalam klasifikasi ekstrim tinggi.