Amonium nitrat di Indonesia digunakan sebagai bahan baku peledak dan pupuk organik untuk kebutuhan dalam negeri yang semakin meningkat tiap tahunnya. Lokasi pabrik direncanakan didirikan di Bontang, Kalimantan Timur. Bahan baku amonia diperoleh dari PT Pupuk Kaltim dan asam nitrat diperoleh dari PT Kaltim Nitrat Indonesia. Proses yang digunakan adalah proses prilling. Proses prilling memiliki 4 tahapan yaitu pengumpanan bahan baku, pereaksian bahan baku, pemurnian produk, dan pembentukan produk. Bahan baku amonia dalam kondisi operasi suhu 27°C dan asam nitrat 27°C disimpan didalam storage sebelum direaksikan di reaktor. Reactor bottom product menghasilkan amonium nitrat yang memiliki konsentrasi 70%. Pemurnian dilakukan menggunakan evaporator hingga memiliki konsentrasi 93%, setelah itu menuju prilling tower dengan masukan poduk bersuhu 180°C dengan bantuan udara dingin menghasilkan produk keluaran prill bersuhu 80°C. Produk keluaran prilling didinginkan hingga suhu 27°C di rotary cooler. Produk yang tidak memenuhi spesifikasi akan di recycle menuju mixing tank untuk dicampurkan kembali dengan keluaran evapotaror. Produk yang telah memenuhi spesifikasi siap untuk didistribuskan ke konsumen. Pada pabrik ini membutuhakn air untuk pembangkit steam sebanyak 3.011,8177 kg/jam, dan kebutuhan air pendingin sebanyak 1.773.035,0410 kg/jam. Bentuk perusahaan yaitu Perseroan Terbatas (PT) dengan jumlah karyawan sebanyak 126 orang, dengan luas tanah sekitar 48.711 m2 berada di daerah Kota Bontang, Kalimantan Timur. Berdasarkan hasil perhitungan analisa ekonomi diperoleh BEP sebesar 44,74%, SDP sebesar 24,90%, POT sebelum pajak 1,57 tahun POT sesudah pajak 1,89 tahun, ROI sebelum pajak 53,73%, ROI sesudah pajak 42,98% dan nilai IRR sebesar 13,75%