Negara Indonesia merupakan negara agraris yang mana sebagian besar penduduknya bekerja sebagai petani atau bercocok tanam, sehingga sektor pertanian memegang peranan penting dalam kesejahteraan penduduk Indonesia. Seiring dengan semakin berkembangnya sektor pertanian maka kebutuhan akan pupuk akan meningkat pula, salah satu jenis pupuk yang sangat dibutuhkan ialah ZA (zwavelzure ammonia) atau amonium sulfat, namun di Indonesia sendiri ketersediaan akan pupuk ZA (zwavelzure ammonia) masih sangat kurang dan belum memenuhi kebutuhan dalam negeri. Amonium sulfat diproduksi menggunakan amonia dan asam sulfat yang akan didirikan di Kota Bontang pada tahun 2031 dengan kapasitas produksi 820.000 ton/tahun. Proses untuk membuat amonium sulfat yaitu proses netralisasi. Tahap pembuatan ammonium sulfat pada pabrik ini terbagi menjadi empat, yaitu tahap reaksi menggunakan reaktor pada suhu 105 ˚C dan tekanan 1 atm, tahap pemisahan amonium sulfat dari larutan induknya, tahap pemurnian, dan tahap penanganan produk yang merupakan tahap akhir dari pembuatan amonium sulfat. Untuk menghasilkan amonium sulfat sebanyak 820.000 ton/tahun dibutuhkan bahan amonia (NH3) sebanyak 215.686,8257 ton/tahun dan asam sulfat (H2SO4) sebanyak 621.054,2004 ton/tahun. Perusahaan ini berbadan hukum Perseroan Terbatas (PT) dan memiliki karyawan berjumlah 439 orang. Dari hasil analisa ekonomi yang dilakukan, diperoleh Pembangunan konstruksi dan instalasi pabrik dilakukan selama dua tahun sehingga pabrik dapat beroperasi mulai tahun 2033. Keuntungan sebelum pajak Rp498.622.713.163,34, dan keuntungan setelah pajak sebesar Rp373.967.034.872,51. POT sebelum pajak selama 1,02 tahun dan POT setelah pajak selama 1,31 tahun. POS sebelum pajak sebesar 2,74% dan POS setelah pajak sebesar 2,05%. Break Event Point (BEP) sebesar 53,09%, dan Shut Down Point (SDP) sebesar 40,55%. IRR(Internal Rate of Return) sebesar 29,9% per tahun. Dari hasil analisa ekonomi di atas dan jika ditunjang dengan perekonomian Indonesia yang stabil, maka pabrik ammonium sulfat dengan kapasitas 820.000 ton pertahun layak didirikan.