Alih kode yang terdapat dalam penelitian ini adalah alih kode yang terjadi antara pemakaian bahasa Bugis dan bahasa Indonesia. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan bentuk dan faktor yang menjadi latar belakang terjadinya peristiwa alih kode dalam rapat di kantor Desa Muara Pantuan, Kecamatan Anggana, Kabupaten Kutai Kartanegara. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Sumber data penelitian ini adalah peserta rapat di kantor Desa Muara Pantuan Kecamatan Anggana Kabupaten Kutai Kartanegara yang bertindak sebagai penutur berinteraksi dalam rapat tersebut. Data dikumpulkan dengan menggunakan teknik dasar sadap dan teknik lanjutan yaitu teknik (Simak Bebas Libas Cakap), teknik rekam dan teknik catat. Sedangkan untuk metode analisis datanya menggunakan metode agih dan padan. Berdasarkan penelitian, ditemukan 15 data peristiwa alih kode yang terdiri dari 5 data berbentuk klausa dan 10 data yang berbentuk kalimat. Hasil dan pembahasan dalam penelitian ini dipaparkan dalam bentuk uraian yang berisi bentuk dan faktor penyebab alih kode yang terjadi pada rapat di kantor Desa Muara Pantuan, Kecamatan Anggana, Kabupaten Kutai Kartanegara. Berdasarkan hasil dari analisis data, diketahui bahwa alih kode yang terjadi pada rapat di kantor Desa Muara Pantuan berupa alih kode berbentuk klausa dan kalimat. Alih kode tidak terjadi begitu saja melainkan dipengaruhi oleh faktor penutur dan kebahasaan. Faktor penutur yang menjadi penyebab terjadinya alih kode adalah kesantaian dan kebiasaan dalam berbahasa. Sedangkan faktor kebahasaannya meliputi: 1) Penutur menganggap bahwa bahasa miliknya lebih sopan, 2) Alih kode terjadi karena penutur ingin menghindari kata yang ambigu.