Fenomena sosial konflik dalam keluarga antara adik dan kakak marak sekali terjadi terkhususnya di masyarakat Indonesia, oleh karena itu jika tidak ada pencegahan yang dilakukan melalui pola asuh yang benar, maka fenomena konflik dalam keluarga akan terus berlanjut. Maraknya kasus konflik dalam keluarga di Indonesia, membuat banyak sutradara mengangkat fenomena ini ke dalam sebuah film. Salah satu film indonesia yang merepresentasikan pola asuh dan konflik keluarga adalah film Keluarga Cemara 2. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana representasi pola asuh demokratis yang ditampilkan dalam film keluarga Cemara 2. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif interpretatif dengan metode analisis semiotika Roland Barthes yang melihat makna melalui tahap denotasi, konotasi dan mitos. Hasil penelitian ini ditunjukan berdasarkan tujuh scene yang dipilih oleh peneliti. Makna denotasi pada film ini merepresentasikan pola asuh demokratis dengan adanya kebebasan terkendali, adanya pengarahan dari orang tua serta adanya peraturan dan perhatian melalui penggunaan bahasa verbal maupun non verbal. Makna konotasi pada film ini yaitu pentingnya memilih pola asuh yang benar, yang menunjukan pentingnya menjalin komunikasi yang baik, terbuka serta saling memahami yang membuat konflik dalam keluarga dapat teratasi dengan baik. Makna mitos yang terkandung dalam film keluarga cemara 2 adalah setiap konflik dalam keluarga pasti akan ada jalan keluarnya ketika orang tua memilih pola asuh yang benar seperti pola asuh demokratis.