Peningkatan permintaan kayu di Indonesia yang terus bertambah setiap tahunnya, menyebabkan penurunan jumlah tegakan di hutan. Untuk mengatasi berbagai permasalahan tersebut maka perlu dilakukan berbagai upaya, termasuk efisiensi pemanfaatan kayu dengan memanfaatkan limbah serbuk hasil industri kayu menjadi papan komposit plastik. Dalam penelitian ini serbuk meranti merah digunakan sebagai bahan pengisi (filler) serta campuran plastik polietilena dan polipropilena sebagai bahan matrik dengan perbandingan antara HDPE:PP yaitu 75%:25%. Ada 4 perlakuan yang digunakan pada penelitian ini yaitu a1b1 (Serbuk 16 mesh dan waktu pengempaan 20 menit), a1b2 (Serbuk 16 mesh dan waktu pengempaan 30 menit), a2b1 (Serbuk 30 mesh dan waktu pengempaan 20 menit), dan a2b2 (Serbuk 30 mesh dan waktu pengempaan 30 menit). Parameter yang diuji pada penelitian ini yaitu pengujian kadar air, kerapatan, penyerapan air, pengembangan tebal, keteguhan lentur statis, keteguhan tarik tegak lurus permukaan, dan keteguhan pukul. Kombinasi komposisi terbaik papan komposit plastik terdapat pada perlakuan a2b2 (Serbuk 30 mesh dan waktu pengempaan 30 menit). Hasil rataan perlakuan perlakuan a2b2 yakni, kerapatan 0,7215 gr/cm3 kadar air 2,9268%, penyerapan air 14,039%, pengembangan tebal 2,163%, MoR 7,524 MPa, MoE 604,20 MPa, internal bonding strength 0,7332 kg/cm2 , dan keteguhan pukul 0,0064 J/mm2. Berdasarkan hasil penelitian, maka disarankan untuk menggunakan papan komposit plastik dengan ukuran partikel yang lebih kecil dan waktu pengempaan yang lebih lama seperti pada perlakuan a2b2 (Serbuk 30 mesh dan waktu pengempaan 30 menit).