Pembangunan kawasan kota yang semakin berkembang dan padat, menyebabkan luas RTH semakin berkurang, sehingga terjadinya kenaikan suhu lokal di dalam kota dibandingkan dengan di desa. Dengan adanya vegetasi maka akan memberikan udara yang lebih sejuk. Selanjutnya, iklim mikro di perkotaan menjadi hal menarik untuk dikorelasikan dengan kehadiran vegetasi di suatu tempat. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis seberapa jauh hubungan kerapatan tajuk terhadap iklim mikro (intensitas cahaya, suhu dan kelembapan udara) dan indeks kenyamanan. Metode yang digunakan untuk mengetahui persentase kerapatan tajuk menggunakan aplikasi Habitapp. Data iklim mikro yang diukur menggunakan alat termohigrometer dan lux meter. Dari hasil korelasi pearson dan regresi linier menunjukkan adanya perbedaan hubungan antara kerapatan tajuk dengan iklim mikro pada masing-masing RTH. Hutan Kota Telaga Sari, secara berturut-turut memiliki nilai multiple R sebesar 0,87, 0,83, 0,78, dan 0,81. Taman Bekapai, secara berturut-turut memiliki nilai multiple R sebesar 0,52, 0,38, 0,50, dan 0,33. Taman Monpera secara berturut-turut memiliki nilai multiple R yaitu sebesar 0,70, 0,63, 0,62, dan 0,58. Jalan Kapt. P. Tendean, secara berturut-turut memiliki nilai multiple R sebesar 0,57, 0,54, 0,58, dan 0,49. Diperlukan penambahan jenis pohon yang memiliki tajuk yang rapat, sehingga kondisi tersebut dapat membuat masyarakat yang berkunjung merasa nyaman.