Latar Belakang : Toilet training adalah cara untuk mengajarkan kepada anak bagaimana mengendalikan dan mengkomunikasikan saat rasa ingin buang kecil atau buang air besar. Menurut WHO (2018) sekitar 5-7 juta anak di dunia belum bisa mengontrol buang air kecil dan buang air besar. Anak yang umurnya kurang dari 5 tahun mengalami buang air kecil di celana pada malam hari sekitar 15% - 25%. (Sapitri et al., 2021). Dampak dari gagalnya toilet training dapat menganggu psikologis anak. Anak yang sering dimarahi akan merasa insecure, keras kepala, ceroboh, melakukan aktivitasnya sehari-hari dengan semaunya karena kurang perhatian orang tua terhadap anaknya dan pada tahap pra sekolah atau sekolah jika belum diberikan toilet training pada anak maka kemungkinan anak akan mengalami resiko infeksi saluran kemih (Elsera, C. 2016). Tujuan penelitian ini Untuk mengetahui Gambaran Pengetahuan Ibu dan keberhasilan Toilet Training pada Anak Usia Toddler (18-36 Bulan) di Puskesmas Loa Bakung Samarinda Metodologi : Metode yang digunakan adalah Kuantitatif dengan pendekatan survei. Menggunakan teknik accidental sampling sebanyak 60 responden. Alat ukur yang digunakan dalam mengukur pengetahuan yaitu kuesioner pengetahuan tentang toilet training dan untuk keberhasilan toilet training yaitu dengan kuesioner keberhasilan toilet training. Hasil : Hasil penelitian mengenai tingkat pengetahuan ibu tentang toilet training didapatkan responden yang memiliki pengetahuan baik sebanyak 40 responden (66.7%). Hasil penelitian mengenai keberhasilan toilet training pada anak usia toddler didapatkan responden yang berhasil sebanyak 46 responden (76.7%) Kesimpulan : Pengetahuan ibu tentang toilet training baik dan keberhasilan toilet training pada anak usia toddler sebagian besar berhasil di Puskesmas Loa Bakung Samarinda