Latar Belakang: Stigma dan diskriminasi dalam kesehatan mental adalah masalah yang sangat penting, karena mereka bertindak sebagai penghalang untuk membatasi pengakuan dan pengobatan orang dengan psikosis untuk mengurangi penggunaan layanan dan mengurangi keterlibatan dalam kegiatan rekreasi untuk pasien. Mahasiswa keperawatan merupakan calon perawat yang akan memberikan pelayanan yang baik. Jika, calon perawat ini memiliki persepsi dan sikap negatif kepada penderita, tentunya akan mempersulit pada proses pelayanan ini dan akan berdampak negatif juga dengan kesembuhan penderita. Metodologi: Metode yang digunakan adalah metode survei dengan pendekatan kuantitatif. Menggunakan teknik purposive sampling sebanyak 50 mahasiswa akhir PSDK FK Universitas Mulawarman tahun 2023. Alat ukur yang digunakan dalam mengukur stigma dan diskriminasi yaitu Community Attitudes Toward The Mentally III dengan 24 pertanyaan tentang stigma dan 9 pertanyaan untuk diskriminasi. Hasil: Hasil penelitian mengenai tingkat stigma orang dengan gangguan jiwa didapatkan responden yang memiliki stigma rendah sebanyak 50 responden (100%) . Hasil penelitian mengenai diskriminasi orang dengan gangguan jiwa didapatkan diskriminasi rendah sebanyak 47 responden (94%) dan responden yang memiliki diskriminasi tinggi sebanyak 3 responden (6%). Kesimpulan: Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti menunjukkan bahwa sebagian besar mahasiswa akhir PSDK FK Universitas Mulawarman Tahun 2023 memiliki stigma dan diskriminasi yang rendah terhadap orang dengan gangguan jiwa. Kepustakaan: 30 sumber (2013-2022).