YAHYA RANA WIJAYA. Seleksi Tanaman Tunggal Generasi F3 Silang Balik Resiprok Pandan Ungu / Kambang // Pandan Ungu Pada Lahan Sawah Tadah Hujan Di Desa Karang Tunggal. Fakultas Pertanian Universitas Mulawarman, 2023. (dibawah bimbingan Bambang Supriyanto dan Hadi Pranoto).
Tanaman padi varietas baru diharapkan mampu menembus batas atas potensi hasil yang ada sekarang yaitu tanaman yang mempunyai anakan >25 batang/rumpun, tanpa anakan non produktif, berbatang besar dan kuat, bersekam tipis dan berbiji berat, berdaun hijau gelap, bertipe tegak, bermalai panjang dengan 200-300 gabah isi permalai dan berindeks panen tinggi. Sifat-sifat tanaman padi ideal tersebut sebagian besar dapat dijumpai pada padi Kambang yang terkenal memiliki jumlah anakan yang banyak, gabah per malai sedikit, tidak terlalu tinggi sehingga tidak mudah rebah, umur tanam sedang, dan persentase isi gabah per malai tinggi, sedangkan untuk padi Pandan ungu memiliki anakan sedikit, tinggi tanaman sedang, rasa nasi yang enak (pullen), dan beraroma wangi.
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei 2019 sampai dengan bulan September 2019, yang bertempat di lahan sawah tadah hujan milik petani di Desa Karang Tunggal, Teluk Dalam, Kabupaten Kutai kartanegara, Kalimantan Timur. Bahan tanaman yang digunakan dalam penelitian ini adalah benih padi hasil persilangan BCF2 varietas Kambang / Pandan ungu. Pupuk yang digunakan adalah Urea 150 g/petak, Sp-36 200 g/petak, dan ponska 200 g/petak. Metode yang digunakan untuk menghasilkan benih F3 adalah metode silang balik resiprok. Analisis data pada penelitian ini menggunakan metode analisis komparasi, yaitu uji Chi-Kuadrat (X2).
Hasil penelitian pada parameter tinggi tanaman memiliki hasil berbeda nyata. Pada parameter jumlah anakan total mendapatkan hasil berbeda nyata. Pada parameter jumlah anakan produktif memiliki hasil rata-rata berbeda nyata, namun pada pewaritan pola dua kelas 15:1 mendapatkan hasil tidak berbeda nyata. Pada parameter panjang malay mendapatkan hasil berbeda nyata. Pada parameter jumlah gabah total permalay memiliki hasil berbeda nyata. Pada parameter jumlah gabah isi permalai memiliki hasil rata-rata berbeda nyata, namun pada pewarisan pola dua kelas 15:1 mendapatkan hasil tidak berbeda nyata. Pada parameter berat 100 butir mendapatkan hasil berbeda nyata, dan pada parameter berat gabah total perrumpun mendapatkan hasil yang berbeda nyata.