Generasi milenial merupakan generasi dengan karakteristik yang berbeda dibandingkan dengan generasi sebelumnya sehingga menimbulkan permasalahan yang berbeda dengan generasi sebelumnya khususnya bagi mereka yang sedang bekerja. Permasalahan yang ada tersebut antara lain turn over intention yang di mana hal tersebut dapat memengaruhi keterikatan kerja pada generasi milenial. Salah satu faktor yang memengaruhi keterikatan kerja ialah modal psikologis. Penelitian ini bertujuam untuk mengetahui hubungan modal psikologis dengan keterikatan kerja. Metode penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Subjek dalam penelitian ini yaitu 153 generasi milenial yang bekerja. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah dengan skala keterikatan kerja dan modal psikologis. Teknik analisis yang digunakan adalah analisis korelasi pearson product moment. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan positif dan signifikan antara modal psikologis dengan keterikatan kerja pada generasi milenial di kota Samarinda dengan nilai r hitung 0.310 dan nilai sig 0.000 (p < 0.05) artinya semakin tinggi modal psikologis maka semakin tinggi keterikatan kerja dan sebaliknya semakin rendah modal psikologis maka semakin rendah keterikatan kerja pada generasi milenial di kota Samarinda. Modal Psikologis memiliki peran penting dalam meningkatkan keterikatan kerja pada generasi milenial. Implikasi praktis dalam penelitian ini yaitu pentingnya menjaga modal psikologis pada diri karyawan agar tidak menurun sehingga karyawan lebih produktif dan meningkatkan keterikatan kerja pada karyawan generasi milenial. Selain itu, hasil dalam penelitian ini dapat dijadikan perusahaan/instansi sebagai acuan dalam meningkatkan keterikatan kerja pada generasi milenial