Secara administratif daerah penelitian terletak di Desa Berambai, Sempaja Utara, Kota Samarinda, Provinsi Kalimantan Timur. Lokasi dapat dijangkau dengan menggunakan kendaraan berupa motor untuk wilayah ujung peta dengan waktu tempuh dari Fakultas Teknik sekitar 45 menit. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui kondisi situs, pengembangan pariwisata dan potensi geowisata goa berambai, analisis yang dilakukan yaitu pemetaan goa dengan metode speleologi mengukur setiap dimensi lorong goa dan juga metode kuantitatif dengan metode skoring berdasarkan penilaian terhadap situs wisata tersebut menggunakan Kuantitifikasi Geosite dan Geomorphosite menghitung persenan setiap objek yang diteliti. Kondisi geologi, Gua ini terbentuk akibat proses epigenik, dimana gua terbentuk tidak bersamaan atau setelah terjadinya pengendapan batuan gamping pada kawasan ini. Yang kemudian mengalami proses struktural, sehingga menghasilkan celah pada batuan (sesar dan kekar) lalu mengalami proses erosi dan pelarutan. Situs yang diteliti merupakan Gua Kelelawar yang memiliki 2 sistem lorong, dimana sistem lorong gua 1 merupakan lorong gua pada tingkat 2 dan 3 dengan 7 sub-lorong, sedangkan sistem lorong gua 2 berada pada tingkat 1. Berdasarkan hasil pendekatan dengan metode geosite and geomorphosite didapatkan nilai rata-rata kelayakan sebesar 57,856%. Situs wisata Gua Kelelawar dapat dikembangkan melalui konsep ecotourism atau geotourism yang ramah lingkungan sehingga tidak merusak alam