Kekerasan merupakan suatu perilaku yang dilakukan untuk menyakiti seseorang baik perempuan maupun laki-laki, baik secara fisik maupun psikis, seksual hingga sosial. Salah satu latar belakang yang menjadi sebab tingginya jumlah kasus dan korban kekerasan adalah kurangnya pengetahuan masyarakat mengenai bentuk-bentuk kekerasan. Oleh karena itu, dalam penelitian ini dilakukan prediksi jumlah korban kekerasan menggunakan metode Backpropagation Neural Network (BPNN) berdasarkan bentuk kekerasan yang dialami. Hal itu bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat mengenai bentuk-bentuk kekerasan yang harus diwaspadai. Data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data jumlah korban 7 bentuk kekerasan di 34 provinsi pada periode 2016 hingga 2021 sebanyak 1.428 data. Kesalahan error prediksi algoritma BPNN diukur dengan menggunakan Mean Square Error (MSE) dan Mean Absolute Percentage Error (MAPE). Berdasarkan hasil
percobaan, metode BPNN dengan rasio data 50% : 50% mampu memprediksi jumlah korban kekerasan eksploitasi, trafficking dan penelantaran. Model arsitektur terbaik diantaranya adalah 3-7-1; learning rate 0,5; fungsi aktivasi logsig dan purline dengan nilai MSE sebesar 0,002984. Sedangkan pada rasio data 75% : 25% mampu memprediksi jumlah korban kekerasan fisik, psikis, seksual dan lainnya. Model arsitektur terbaik diantaranya adalah 4-4-1; learning rate 0,3; fungsi aktivasi logsig dan purline dengan nilai MSE sebesar 0,005539. Hasil prediksi menunjukkan bahwa hanya bentuk kekerasan seksual dan kekerasan trafficking yang mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya. Kemudian bentuk kekerasan dengan korban paling banyak pada tahun 2022 adalah kekerasan seksual sebanyak 10.736 korban. Sedangkan bentuk kekerasan dengan korban paling sedikit pada tahun 2022 adalah kekerasan eksploitasi sebanyak 293 korban. Adapun akurasi metode BPNN dalam memprediksi jumlah korban kekerasan secara keseluruhan yaitu sebesar 84,40%.