Kayu gelam yang dijual di pasaran, umumnya akan tumbuh tunas setelah beberapa hari ditumpuk. Satu kegunaan kayu gelam adalah untuk bahan penopang dalam konstruksi bangunan yang memerlukan kekuatan tekan yang baik. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan pertumbuhan tunas kayu gelam pada media tanah basah dan tanah kering dan membandingkan kekuatan tekan kayu gelam pada media tanah basah yang ditumbuhi tunas dan yang tidak ada tunas. Penelitian menggunakan metode modifikasi dari tempat tumbuh aslinya, yaitu menggunakan media tanah kering dan media tanah basah yang diisi ke dalam polybag dan kolam terpal yang dilaksanakan di persemaian Laboratorium Budidaya Hutan, Fakultas Kehutanan, Universitas Mulawarman. Analisis data pada penelitian ini yaitu persentase tumbuh tunas, tinggi tunas dan kekuatan tekan. Persentase bertunas pada media tanah basah sebesar 37% dan pada media tanah kering sebesar 28%. Tinggi tunas pada media tanah basah memiliki nilai lebih besar dibandingkan tinggi tunas pada media tanah kering. Nilai rata-rata keteguhan tekan tertinggi terdapat pada sampel media tanah kering bertunas sedangkan sampel media tanah basah tidak bertunas memiliki nilai rata-rata terendah. Hasil uji T untuk perbedaan rataan tinggi tunas kayu gelam pada media tanah basah tidak beda nyata dengan tanah kering. Analisis sidik ragam (ANOVA) keteguhan tekan sejajar serat kayu gelam yang ditanam pada media basah dan kering untuk sampel yang tumbuh dan tidak tumbuh semua tidak berpengaruh nyata pada tingkat 99%.