Tonsilitis kronik adalah peradangan kronik dari tonsil sebagai lanjutan peradangan akut yang berulang, dengan mikroorganisme penyebab nonspesifik. Peradangan kronik tersebut mengakibatkan pembesaran tonsil akibat hiperplasia parenkim sehingga menyebabkan OSAS (Obstructive Sleep Apnea Syndrome). Tonsilektomi merupakan prosedur operasi yang dapat dilakukan bila terjadi infeksi kronik. Penelitian ini bertujuan mengetahui karakteristik penderita tonsilitis kronik yang menjalani tonsilektomi di RSUD Abdoel Wahab Sjahranie Samarinda Periode 2020-2022. Penelitian observasional deskriptif dengan pendekatan cross sectional menggunakan data populasi terjangkau, yaitu 85 rekam medik penderita tonsilitis kronik yang menjalani tonsilektomi di RSUD Abdoel Wahab Sjahranie Samarinda periode 2020-2022. Hasil penelitian menunjukkan usia balita (0-5 tahun) 10%, anak (6-18 tahun) 55%, dewasa (19-45 tahun) 33%, lansia (>45 tahun) 2% ; jenis kelamin laki-laki 52%, dan perempuan 48%; ukuran tonsil T2 37%, T3 55%, T4 8%; keluhan utama tidur mengorok 51%, susah menelan 8%, sesak napas 6%, bau mulut 2%, nyeri menelan 92%, batuk-batuk 7%; leukopenia 5%, leukosit normal 86%, leukositosis 9%; LED normal 58%, dan LED meningkat 42%. Disimpulkan bahwa penderita tonsilitis kronik yang menjalani tonsilektomi di RSUD Abdoel Wahab Sjahranie Samarinda periode 2020-2022 terbanyak usia anak, jenis kelamin lakilaki, ukuran tonsil T3, keluhan utama nyeri menelan, leukosit normal, LED normal.