Sektor perikanan memiliki potensi yang sangat besar untuk dikembangkan. Akuakultur adalah salah satu potensi perikanan Indonesia yang terus berkembang. Pada tahun 2019 jumlah produksi perikanan budidaya nasional mencapai 15,13 juta ton. Hal ini sangat jauh dari target nasional yang telah ditetapkan yaitu 29,9 juta ton per tahun, di Kota Bontang produksi perikanan budidaya 9.471 ton/tahun dengan jumlah rumah tangga perikanan (RTP) sebanyak 330. Balai Benih Ikan memiliki nilai tawar yang baik bagi Pemerintah Kota Bontang untuk meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan mendorong pemberdayaan masyarakat sekitar. Tujuan penelitian ini Menganalisis kelayakan teknis, kelayakan finansial UPT. Balai Benih Ikan Tanjung Laut Indah Kota Bontang dan Merumuskan strategi pengembangan UPT. Balai Benih Ikan Tanjung Laut Indah Kota Bontang. Pengambilan sampel menggunakan metode Puposive Sampling yaitu sebanyak 30 responden. Analisis data menggunakan metode analisis kelayakan teknis, analisis kelayakan finansial dan analisis SWOT. Hasil penelitian menunjukkan produksi ikan air tawar dan udang windu di UPT Balai Benih Ikan secara teknis layak mengembangkan produk udang windu dengan memperhatikan sarana prasarana utama, sumber daya manusia atau aparatur dan ketersediaan sumber air. Secara finansial UPT BBI dapat dilakukan dan terus dijalankan berdasarkan hasil analisis diperoleh hasil NPV (Net Present Value) sebesar Rp. 157.414.504, IRR (Internal Rate of Return) sebesar 8%, Net Benefit Cost Ratio 1 Payback Period selama 13 tahun 4 bulan, dan hasil analisis strategi pengembangan UPT BBI dengan menggunakan SWOT Dalam rangka optimalisasi kinerjanya, UPT Balai Benih Ikan Tanjung Laut Indah perlu menerapkan 12 strategi pengembangan berdasarkan 4 kriteria pengembangan dengan lebih memprioritaskan pada Sratategi revitalisasi Balai Benih, Penguatan Kapasitas Kelembagaan dan Peningkatan kualitas sumber daya manusia, Optimalisasi pengembangan sarana prasarana, Optimalisasi sertifikasi pembenihan.