Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi penyelenggaraan pembelajaran jarak jauh di masa pandemi Covid-19 Pada SDN 017 Sangkulirang Kabupaten Kutai Timur. Penelitian ini menggunakan deskriptif kuantitatif dengan fokus penelitian ini adalah evaluasi pelaksanaan pembelajaran jarak jauh selama pandemic covid-19 pada SDN 017 Sangkulirang dengan model evaluasi CIPP. Pengambilan sumber data primer pada penelitian ini berasal dari key informan dan informan dengan teknik purposive sampling dan data sekunder berasal dari berbagai sumber seperti buku, jurnal, dokumen dan publikasi pemerintah. Pengumpulan data yang dilakukan menggunakan metode observasi, wawancara serta dokumentasi. Adapun Teknik analisis data yang digunakan adalah model interaktif dengan pengumpulan data, reduksi data, penyajian data dan kesimpulan. Evaluasi dilakukan dengan model CIPP (Context, Input, Process and Product) dimana pada masing-masing konsep evaluasi memiliki penilaian yang berbeda- beda. Evaluasi konteks berupa penilaian ketepatan atau kesesuaian kebijakan pembelajaran jarak jauh pada sekolah. Evaluasi input berupa penilaian sarana pendukung kebijakan pembelajaran jarak jauh. Evaluasi proses berupa penilaian pada proses berlangsungnya pembelajaran jarak jauh. Evaluasi produk berupa penilaian pembelajaran jarak jauh dalam menghindarkan dari bahaya virus covid- 19 dan prestasi belajar siswa. Penelitian di SDN 017 Sangkulirang ini melibatkan 3 orang key informant yang terdiri dari kepala sekolah dan guru dan 8 Informant yang terdiri dari siswa dan orang tua.

Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa evaluasi konteks terkait ketepatan kebijakan pembelajaran jarak jauh bagi sekolah dapat dikatakan kurang tepat untuk dilakukan karena masih banyaknya kendala dalam proses pembelajaran. Pada evaluasi input dapat dilihat dari segi sarana pendukung pembelajaran jarak jauh bagi siswa belum cukup memadai dengan keterbatasan pengetahuan dalam penggunaan teknologi baik siswa maupun orang tua mereka. Pada evaluasi proses yaitu proses pelaksanaan pembelajaran jarak jauh berjalan cukup baik dengan keputusan pihak sekolah untuk memadukan pembelajaran jarak jauh dan tatap muka agar pembelajaran tetap dapat berjalan serta mengatasi masalah yang mereka hadapi. Pada evaluasi produk dari adanya kebijakan pembelajaran jarak jauh tentunya memberikan dampak penurunan nilai siswa selama belajar karena terkendala jaringan dan alat pembelajaran tetapi selama proses belajar tidak ada siswa maupun guru yang terkonfirmasi positif covid-19.