Peristiwa tutur dikaitkan dengan gender dan kesantunan berbahasa siswa saat proses pembelajaran menjadi tujuan utama penelitian. Sehingga untuk dapat mendeskripsikan temuan data dipilihlah penelitian kualitatif. Peneliti berasumsi bahwa keragaman budaya, suku, geografis serta tingkat sosial siswa dan guru juga akan menunjukkan karakteristik bahasa yang berbeda antara siswa laki-laki dan perempuan. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, pendekatan kualitatif menekankan pada pembangunan naratif atau deskripsi tekstual atas fenomena yang diteliti. Penelitian Deskriptif menggambarkan perilaku, pemikiran, atau perasaan suatu kelompok atau individu. Dalam Penelitian Deskriptif, peneliti kecil upayanya untuk menghubungkan perilaku yang diteliti dengan variabel lainnya ataupun menguji atau menjelaskan penyebab sistematisnya. Kecendrungan tuturan siswa perempuan terhadap guru perempuan bersifat asertif, terhadap guru laki-laki bersifat ekspresif. Kecendrungan tuturan siswa lakilaki terhadap guru perempuan bersifat komisif, terhadap guru laki-laki bersifat ekspresif. Kecenderungan pematuhan prinsip kesantunan siswa perempuan terhadap guru perempuan pada maksim kerendahan hati, terhadap guru laki-laki tidak ada. Kecenderungan penyimpangan maksim prinsip kesantunan siswa perempuan terhadap guru perempuan dan guru laki-laki yang sama rata. Peran gender berkaitan dengan bagaimana gender mempengaruhi cara kita menggunakan bahasa dan penggunaan bahasa lainnya. Prinsip kesantunan berbahasa siswa perempuan terhadap guru perempuan dan guru laki-laki dalam interaksi pembelajaran bahasa Indonesia sama-sama menampilkan pematuhan dan penyimpangan prinsip kesantunan berbahasa. Hasil penelitian ini bisa digunakan sebagai bahan perbandingan dan referensi untuk penelitian, dan sebagai bahan pertimbangan untuk lebih memperdalam penelitian selanjutnya.