Kayu Pulai (Alstonia scholaris) merupakan jenis tanaman kehutanan yang termasuk dalam kategori fast growing species, sehingga potensinya bagi pengusahaan hutan tanaman sangat menjanjikan. Namun kayu pulai kurang diminati oleh industri pertukangan, karena tingkat kekuatan dan keawetannya yang rendah (kelas kuat IV-V dan kelas awet III-V). Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh ketebalan pada jenis papan yang berbeda terhadap nilai
retensi bahan pengawet Biotermikill 100 EC pada jenis kayu pulai yang diawetkan dengan metode perendaman dingin dengan lama perendaman selama satu hari, serta ketahanan terhadap serangan rayap tanah. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Biologi dan Pengawetan Kayu Fakultas Kehutanan Universitas Mulawarman Samarinda Kalimantan Timur. Metode yang digunakan adalah Metode rancangan percobaan Faktorial Acak Lengkap 3 x 2 dengan 6 kali ulangan. Parameter yang diukur adalah retensi dan uji kehilangan berat pada tebal dan Jenis Papan yang berbeda dengan konsentrasi 1,25%. Dari hasil penelitian diperoleh nilai rataan kadar air kering udara sebesar 18,85%, kerapatan kering udara sebesar 0,44%, dan kerapatan kering tanur sebesar 0,40%. Ketebalan berpengaruh sangat signifikan terhadap nilai retensi, sedangkan, jenis papan berpengarun non signifikan. Nilai rataan retensi tertinggi terdapat pada jenis papan tangensial tebal 2 cm (P2K1) sebesar 0,589 kg/m³. Sedangkan nilai rataan retensi terendah terdapat pada jenis papan tangensial tebal 4 cm (P2K3) sebesar 0,320 kg/m³. Tingkat ketahanan kayu pulai yang mengacu pada SNI 01-7207-2006 tentang ketahanan kayu terhadap rayap tanah, terlihat nyata bahwa kehilangan berat yang terjadi pada kayu pulai termasuk dalam kelas II (tahan). Sedangkan persentase kehilangan berat untuk contoh uji kontrol termasuk kelas III (sedang).