Tradisi penuli merupakan tradisi pengobatan asli dari masyarakat Paser, yang dilaksanakan sejak lama dan hingga saat ini masih terlaksana di beberapa daerah tepatnya di Kabupaten Paser desa Tanah Grogot, desa Paser Belengkong, dan desa Tepian Batang, serta di Kabupaten Penajam Paser Utara desa Babulu Darat. Latar belakang penelitian ini yaitu menganalisis bentuk mantra dan upaya melestarikan tradisi penuli di Paser, dikarenakan seiring waktu kebudayaan dan tradisi daerah semakin tertinggal dan tidak diketahui oleh masyarakat pemiliknya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bentuk puisi lama dan upaya melestarikan tradisi penuli sekaligus mengabadikan tuturan tradisi asli suku Paser. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan teknik wawancara, teknik observasi, teknik dokumentasi, teknik rekam, dan teknik simak catat. Teknik analisis data menggunakan metode kualitatif, teknik yang dipatenkan oleh Miles dan Huberman. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tuturan tradisi penuli termasuk dalam jenis puisi lama yaitu mantra dilihat dari ciri-ciri mantra yaitu 1) berirama akhir abc-abc, abcd-abcd, abcde-abcde, 2) sifatnya lisan, sakti atau magis, 3) bersifat perulangan, 4) bersifat esoferik (bahasa khusus yang misterius hanya dipahami pembicara), 5) bersifat lebih bebas dari jenis puisi rakyat lain dalam suku kata, baris serta sajak. Upaya pelestarian tradisi penuli diketahui mulai terlupakan, anak muda menganggap tradisi pengobatan ini tidak memiliki manfaat karena pengobatan medis zaman sekarang semakin maju. Kesimpulan dari penelitian ini yaitu tradisi penuli suku Paser adalah sastra lisan yang tuturannya berbentuk puisi lama jenis mantra pengobatan yang dipercayai oleh masyarakat dapat mengobati suatu penyakit. Upaya pelestarian tradisi penuli memerlukan perhatian lebih dari masyarakat Paser dan pemerintah daerah Paser supaya tidak punah.