Banjir rob di Kota Samarinda terjadi akibat pasangnya air Sungai Mahakam. Banjir rob kerap terjadi di sejumlah ruas jalan dan permukiman warga di Kota Samarinda. Penelitian ini dilakukan untuk mendeskripsikan persepsi masyarakat terhadap banjir rob dan mendeskripsikan dampak apa saja yang dirasakan masyarakat akibat adanya banjir rob. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah quota sampling dengan jumlah sampel sebanyak 40 responden yang terbagi di 4 ruas jalan. Pengumpulan data penelitian dilakukan dengan observasi, wawancara dan dokumentasi. Hasil penelitian ini menunjukkan pengetahuan masyarakat terkait banjir rob masih kurang, pengamatan terhadap banjir rob cukup mendetail, perilaku berupa persiapan yang dirasa cukup untuk bertahan serta keputusan masyarakat yang tidak ingin pindah ke tempat lain. Masyarakat di lokasi penelitian cenderung memenuhi prinsip penting mengenai persepsi sosial yaitu persepsi berdasarkan pengalaman. Dampak yang dirasakan akibat adanya banjir rob pada pemukiman di jalan K.H. Ahmad Dahlan dan Pangeran Bendahara yaitu terendam dan rusaknya perabotan rumah tangga serta bangunan. Dampak pada jalan Kartini dan Pangeran Hidayatullah dimana terdapat aktivitas jual beli yang terganggu berdampak ke ekonomi berupa menurunnya pendapatan sebesar 70%. Dampak lain yaitu mayoritas masyarakat di jalan K.H. Ahmad Dahlan dan Kartini merasakan cemas sedangkan jalan Pangeran Hidayatullah dan Pangeran Bendahara mayoritas tidak merasakan cemas. Gangguan kesehatan yang muncul yaitu kutu air, kelamaan terendam bikin masuk angin, kaki sakit serta gatalgatal.