Industri pertambangan menyumbang kontribusi cukup besar dalam pergerakan ekonomi Indonesia sehingga muncul tuntutan pada tenaga seperti stres kerja. Sumber-sumber potensial yang dapat menyebabkan seseorang stres kerja antara lain faktor lingkungan, faktor organisasional dan dan faktor personal/individu. Stres kerja dapat meningkatkan kemungkinan seseorang terlibat dalam perilaku yang tidak aman dengan menerapkan metode kerja “pintas” dimana peraturan dan keselamatan tidak diikuti. Data Health and Safety Executive (HSE) pada tahun 2021-2022 menunjukkan bahwa jumlah kasus para pekerja yang mengalami kasus stres, depresi dan kecemasan terkait dengan pekerjaan di Inggris dengan prevalensi yakni 3720 per 100.000 pekerja. Tujuan penelitian untuk mengetahui tingkat stres kerja faktor-faktor yang berhubungan dengan stres kerja pada driver dump truck PT X Kabupaten Paser meliputi faktor individu yaitu masa kerja, dan faktor pekejraan yaitu beban kerja, konflik interpersonal dan tuntutan mental. Jenis penelitian ini adalah kuantitatif dengan desain cross sectional dengan jumlah sampel sebanyak 47 responden menggunakan kuesioner NIOSH Generic Job Stress Questionnaire. Analisis data menggunakan uji somers’d. Hasil analisis data menujukkan nilai masa kerja (0,046), beban kerja (0,035), konflik interpersonal (0,746) dan tuntutan mental (0,306). Kesimpulan terdapat hubungan antara masa kerja, dan beban kerja dengan stres kerja. Tidak terdapat hubungan antara konflik interpersonal dan tuntutan mental dengan stres kerja. Saran yang dapat diberikan pekerja dapat mengelola waktu istirahat, melakukan pemantauan stres kerja, dan mengetahui faktor faktor penyebab terjadinya stres kerja.