Pembentukan budaya K3 merupakan tahap yang paling dasar dalam menciptakan program K3 yang berfungsi efektif. Seringkali perusahaan telah membuat program K3 yang sudah baik, namun para pekerja masih enggan untuk berkontribusi. Dalam rangka merealisasikan program K3 yang tepat untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja akibat belum optimalnya pelaksanaan budaya K3 oleh para pekerjanya maka perlu untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang berhubungan dengan tingkat kematangan budaya K3 di perusahaan konstruksi PT X Kota Balikpapan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana tingkat kematangan budaya K3 pada pekerja konstruksi di PT X Kota Balikpapan dan faktor-faktor apa saja yang berhubungan di dalamnya. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif menggunakan metode observasional analitik dengan desain penelitian cross sectional. Variabel yang diteliti yaitu budaya K3, pengetahuan K3, sikap K3, pelatihan K3, dan SOP K3. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 137 pekerja (total sampling). Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner/angket. Analisa data menggunakan uji korelasi spearman rank. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat kematangan budaya K3 berada pada level proactive. Terdapat hubungan antara pelatihan K3 (=0.028) dan SOP K3 (=0.048) dengan tingkat kematangan budaya K3. Tidak terdapat hubungan antara pengetahuan K3 (=0.542) dan sikap K3 (=0.820) dengan tingkat kematangan budaya K3. Kesimpulan dari penelitian ini adalah adanya hubungan antara pelatihan K3 dan SOP K3 terhadap tingkat kematangan budaya K3, serta tidak adanya hubungan antara pengetahuan K3 dan sikap K3 terhadap tingkat kematangan budaya K3. Disarankan kepada perusahaan untuk terus meningkatkan budaya K3 di perusahaan terutama pada aspek pelatihan K3 dan SOP K3 sebagai upaya mencegah terjadinya kecelakaan kerja.